Media Punya Peran Penting Dalam Memahami Papua

  • 28 November 2017
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 2624 Pengunjung
istimewa

Jakarta, suaradewata.com – Berdasarkan hasil riset LIPI, ada empat hal menyangkut masalah Papua yaitu marginalisasi dan diskriminasi, pembangunan, kekerasan dan pelanggaran HAM, serta sejarah. Persoalannya, dari empat masalah tersebut mana yang sudah terbangun dengan baik.

Demikian kata Peneliti Senior LIPI Adriana Elisabeth saat berbicara dalam Diskusi Media bertema “Peran Media Dalam Membangun Optimisme dan Nasionalisme Papua” yang diselenggarakan oleh Social Media and Civic Education/SCME, di Gedung Dewan Pers Jakarta, Senin (27/11).

Elisabeth mengatakan, ditengah ketertinggalan Papua dalam pembangunan khususnya infrastruktur, peran media sangat dibutuhkan dalam rangka membangun optimisme dan nasionalisme untuk mengejar ketertinggalannya.

“Media, menurut Elisabeth punya peran penting dalam memahami Papua. Karena itu, sekecil apapun pembangunan di Papua seharusnya di blow up oleh media. Saya sangat mendukung media dalam menginformasikan kelebihan dan kekurangan Papua,” ucapnya.

Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI, Bobby Adhityo Rizaldi menilai, respon publik terhadap pemberitaan Papua sangat baik ditengah kebebasan pers di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang semakin terbuka, meski pun masih ada rasa keadilan yang belum tersentuh di Papua.

“Peran media sangat besar dan sangat baik dalam membangun karakter Papua. Hanya saja belum diimplementasikan dengan baik,” jelas politisi Partai Golkar dari daerah pemilihan (dapil) Sumsel II ini.

Salah satu contoh yang perlu dipublikasikan media, menurut Bobby adalah bagaimana membangun produktivitas yang diyakini akan meningkatkan produktivitas Papua. Peran media sangat penting karena langsung kepada pemegang kebijakan dan langsung kepada masyarakat.

“Indikator keberhasilan dari peran media diantaranya terciptanya dukungan publik terhadap kegiatan Industri, pengelolaan negara, stabilitas kawasan dan papua damai,” ucapnya.

Sedangkan Direktur Eksekutif Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria mengatakan saat ini apapun konten yang diproduksi media bisa juga diproduksi oleh masyarakat berkat kemajuan teknologi. Kemudahan memproduksi konten tersebut seringkali dimanfaatkan sehingga menuai pro dan kontra ditengah masyarakat.

“Di era digital ini, diplomat bukan hanya yang berdasi saja namun kita semua harus bisa menjadi diplomat dengan cara menyampaikan konten-konten yang positif,” pungkasnya.

 

sumber : liputan.co.id


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER