Rai Mantra Mendaftar, Koster Bisa Tersandung

  • 04 Juli 2017
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3869 Pengunjung
istimewa

Denpasar, suaradewata.com - Nama Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, bisa saja menjadi batu sandungan bagi Ketua DPD PDIP Provinsi Bali Wayan Koster untuk bisa bertarung pada Pilgub Bali 2018 mendatang. 

Pasalnya, Wayan Koster yang semula digadang-gadang menjadi calon tunggal yang diusulkan oleh PDIP untuk diusung sebagai calon gubernur Bali, kini justru posisinya terancam. Itu terjadi, menyusul keputusan Rai Mantra yang juga wali kota Denpasar mengambil formulir pendaftaran di Kantor DPC PDIP Kota Denpasar, Senin (3/7), tepat di hari terakhir masa pendaftaran dibuka. 

Rai Mantra, merupakan salah satu rival terberat Koster dalam merebut rekomendasi PDIP di Pilgub Bali 2018. Pada Pilkada Kota Denpasar 2005, Rai Mantra menjadi calon Wakil Walikota mendampingi Calon Wali Kota AA Ngurah Puspayoga, dan diusung PDIP. 

Namun tahun 2008, Rai Mantra dilantik menjadi wali kota Denpasar setelah Puspayoga diusung oleh PDIP sebagai calon wakil gubernur mendampingi Calon Gubernur Made Mangku Pastika, pada Pilgub Bali 2008. 

Selanjutnya pada Pilkada Kota Denpasar 2010 dan 2015, PDIP mengusung pasangan Rai Mantra - IGN Jaya Negara sebagai calon wali kota dan wakil wali kota. Dalam dua kali suksesi tersebut, duet Rai Mantra - Jaya Negara menang dengan suara signifikan. 

Kini setelah Rai Mantra resmi mengambil formulir di PDIP, maka dinamika politik di internal PDIP di Bali berubah total. Sejumlah kader PDIP menilai, langkah Rai Mantra ini membuktikan bahwa apa yang digembar-gemborkan Koster selama ini, yakni sudah mendapatkan "lampu hijau" dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri, hanyalah klaim semata. 

"Ini sinyal kuat, bahwa Pak Koster belum tentu mendapatkan rekomendasi. Jadi apa yang disampaikan selama ini, cenderung hanya klaim semata," kata salah seorang kader PDIP, di sela-sela pengambilan formulir Rai Mantra tersebut. 

Ia juga berkeyakinan, DPP PDIP nantinya akan mempertimbangkan secara matang sebelum memutuskan nama calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung pada Pilgub Bali 2018 mendatang.

PDIP tentu tidak ingin mengulangi pengalaman pahit pada Pilgub 2013 lalu, di mana pasangan AA Ngurah Puspayoga - Dewa Nyoman Sukrawan terjungkal dari duet Made Mangku Pastika - Ketut Sudikerta yang diusung Koalisi Bali Mandara (KBM). 

"Pasti DPP sangat hati-hati dalam mengambil keputusan. Pasti akan dihitung betul, bagaimana kalau mengusung Pak Koster, lalu seperti apa jika mengusung Pak Rai Mantra. Mungkin saja keduanya akan dipaketkan. Jadi segala kemungkinan pasti ada," tandas sumber, yang enggan namanya dipublikasikan ini. 

Sementara itu, Rai Mantra tidak hadir secara langsung ke Kantor DPC PDIP Kota Denpasar. Ia hanya mengutus Sahabat Rai Mantra, lengkap dengan surat kuasa, untuk mengambil formulir pendaftaran ini. 

”Rai Mantra tidak mau meninggalkan PDIP, karena Rai Mantra diusung PDIP menjadi wali kota Denpasar. Begitu ada kesempatan (di Pilgub Bali), Rai Mantra ikut berproses di PDIP, ” kata Ida Bagus Rai Indra Prasta, Sahabat Rai Mantra, saat mengambil formulir Rai Mantra tersebut bersama Ketut Sujilan. san/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER