Jalan Rusak, Warga Sindir Bupati Dengan Baliho

  • 31 Juli 2014
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 6233 Pengunjung

Tabanan, suaradewata.com – Kalau warga lain biasanya melakukan protes akan jalan rusak dengan menanam pohon pisang di tengah jalan, namun tidak begitu dengan warga Desa Buwit, Kediri Tabanan. Warga disana memilih memasang baliho sidiran kepada penguasa salah satunya Bupati Tabanan. Baliho sebagai bentuk protes terhadap jalan di wilayah mereka yang rusak terpasng di pertigaan setra Buwit di Banjar Kelakahan Kaja, bunyinya “Siapapun Bupati Tabanan, siapapun presiden, Desa Buwit Dianaktirikan, Jalan Berek Ukek!”.

Tidak ada yang tahu pasti siapa yang membuat dan memasang baliho protes tersebut yang jelas menurut beberapa warga disana telah terpasang pada sehari setelah Pilpes 9 Juli lalu. Diduga baliho protes itu sebagai puncak kekesalan warga akan jalan rusak sepanjang 4,5 km di wilayah mereka yang tidak kunjung diperbaiki betahun-tahun. Sementara desa tetangga mereka yakni Desa Kaba-kaba jstru medapat hotmix sepanjang 3 kilometer. “Awalnya baliho itu terpasang di Banjar Mertasari, namun saat pencoblosan diduga diturunkan Panwascam keesokan harinya, baliho itu sudah terpasang disini (Pertigaan Setra Buwit di Banjar Kelakahan Kaja, red),’ beber beberapa warga disana.

Warga lain menambahkan terpasangnya baliho itu sebagai bentuk kekecewaan warga terhadap pemerintah yang tidak kunjung memperbaiki jalan di wilayah mereka. “Warga disini merasa dianak tirikan, mungkin baliho ini sebagai bentuk protes,” ucap pak Nyoman. Ditambahkan selain merasa dianaktrikan warga disana juga diduga sudah antipati terhadap kampanye elit yang selalu janji-janji. Karena kata dia saat kampanye baik Pileg, Pilkada Bupati, Pilkada Gubernur, maupun Pilpres banyak yang turun ke Buwit dan janjikan perbaikan jalan. Namun janji tinggal janji, buktinya jalan mereka tetap rusak parah. Padahal jalan mereka mencakup 4 banjar dinas dan 7 banjar adat.

Perbekel Desa Buwit, Wayan Pugeh mengakui adanya baliho tersebut, namun dirinya mengaku tidak tahu siapa yang memasangnya di pertigaan tersebut. “Siapa yang memasangnya saya tidak tahu, mungkin masyarakat setempat namun saya tidak tahu pasti siapa,? “ ucapnya. Diapun mengakui jalan di wilayah mereka rusak dan tidak kunjung mendapat perbaikan. Jalan-jalan rusak itu kata dia karena kerap dilalui truk-truk sarat beban menuju sejumlah proyek yang ada di Desa Buwit maupun Desa Nyambu. gin

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER