Narkoba Mulai Sasar Anak Sekolah Di Buleleng
Kamis, 31 Desember 2015
00:00 WITA
Buleleng
2868 Pengunjung
Buleleng, suaradewata.com - Peredaran narkotika di Kabupaten Buleleng mulai menyasar anak dibawah umur yang masih sekolah. Indikasi tersebut terungkap dari pengunapan kasus narkotika dengan tersangka Nyoman Juarsana alias Chen (60), warga Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula.
"Tapi itu baru sebatas fakta pengakuan dari tersangka dan masih perlu alat bukti pendukung lainnya untuk dapat dibuktikan kebenarannya," ujar Kapolres Buleleng, AKBP Harry Haryadi Badjuri, Rabu (30/12).
Dikatakan, fakta tersebut tertuang dari pengakuan tersangka pada saat di ambil keterangannya dalam berita acara pemeriksaan. Yang dalam pengakuan Chen, narkotika jenis Sabu-sabu tersebut di jual kepada anak usia sekolah seharga Rp10 ribu per sekali hisap.
Menurut Hariadi, pengakuan tersebut cukup mengejutkan disela upaya pihaknya memberantas peredaran narkotika. Dimana, lanjutnya, para pengedar narkotika sudah mulai beradaptasi untuk mensiasati peredaran narkotika dibalik harga yang kian mahal.
"Untuk membeli narkotika dengan berat 1 gram pasti mahal untuk uang satu setengah juta. Beli setengah gram pun masih tetap mahal. Akhirnya para pengedar mencari cara bagaimana orang bisa terperosok dalam narkoba. Sehingga jual paket hisap dengan harga sepuluh ribu," kata Hariadi memaparkan.
Jaman dahulu, lanjutnya, uang sepuluh ribu bisa dipakai untuk jajan sebulan. Sedangkan saat ini, anak-anak dengan mudah mendapatkan uang dari orang tuanya. Hal tersebut membuat para pelaku pengedar narkoba berganti siasat untuk menjualnya dengan harga yang terjangkau untuk anak-anak.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Satuan Narkotika Polres Buleleng, AKP Agus Dwi Wirawan, mengaku terus melakukan pendalaman terhadap pengakuan tersangka Chen. Dikonfirmasi terkait modus transaksi yang dilakukan antara anak-anak dengan tersangka Chen, Agus mengatakan hal tersebut dilakukan dengan menggunkan alat komunikasi telepon selululer.
Agus pun mengaku belum berani menyebutkan berapa orang anak sekolah yang sudah menjadi pelanggan paket hisap yang dijual tersangka. Pasalnya, fakta tersebut tidak dapat dibongkar kepada publik terkait akan mendapat pendalaman penyelidikan lebih lanjut.
"Kami masih lakukan penyelidikan dan tidak menutup kemungkinan korbannya lebih dari satu orang anak yang masih duduk di bangku sekolah," ungkap Agus.
Namun dengan fakta peredaran narkoba yang sudah mulai masuk ke pelosok desa, merupakan suatu hal yang cukup menjadi kekhawatiran. Apalagi jika ternyata memang terungkap dalam pembuktian nanti bahwa anak sekolah di kawasan pedesaan ternyata banyak yang menggunkan.
Berdasarkan perbandingan data yang ada untuk pengungkapan kasus narkoba di Buleleng, memang terjadi penurunan jumlah dibandingkan dengan angka pada tahun 2014. Dari 28 kasus yang ada serta tercatat sebelumnya, terjadi penurunan pada tahun 2015 yang hanya 24 kasus.
24 kasus yang terungkap pun telah ditetapkan sebanyak 33 tersangka yang 27 diantaranya diajukan untuk menjalani persidangan. Sedangkan sebanyak 6 orang tersangka menjalani rehabilitasi.adi
Komentar