Hebat, Bali United Tekuk Persija 3-0
Senin, 31 Agustus 2015
00:00 WITA
Gianyar
2245 Pengunjung
Gianyar, suaradewata.com– Laga perdana Piala Presiden 2015 antara Bali United Pusam melawan Persija Jakarta, berbuah manis bagi tuan rumah Bali United yang membantai Persija 3 gol tanpa balas di Stadion Kapten Wayan Dipta, Gianyar, Mingu sore (30/8). Namun pelatih Bali United Indra Sjafri mengaku kurang puas dengan tim asuhannya.
Dalam pertandingan yang dipimpin wasit Thorik mendapat sport penuh dari penonton itu babak pertama Bali United unggul 1 gol pada menit ke-8 atas Persija Jakarta dari sundulan Sandi Suta yang meneruskan tendangan bebas Fadhil Sausu . Gawang Persija kembali dibobol oleh tendangan Sutan Samma yang gagal dijangkau kiper Persija, Andritany pada menit 30. Usaha Persija untuk mengejar ketinggalan kian sulit lantaran harus bermain 10 pemain pada pengujung babak pertama saat Alan Aciar menerima kartu kuning keduanya pada menit ke-42. Hingga akhirnya gawang Persija yang ada disisi utara kembali dibobol pemain Lerby Aliandri pada injury time menit 46. Kedudukan menjadi 3-0 bagi Bali United.
Di babak kedua, Persija yang bermain dengan 10 pemain berusaha menekan pertahanan Bali United, Bambang Pamungkas dan Dirga Lasut ditarik untuk digantikan James Koko Lomel dan Gunawan Dwi Cahyono. Yang terjadi malahan Bali United semakin agresif menguasai penguasaan bola, beberapa peluang emas gagal berbuah gol bagi Bali United.
Pelatih Persija, Rachmad Darmawan seusai pertandingan mengucapkan selamat atas kemenangan Bali United. Karena pada pertandingan tersebut Rachmad darmawan mengakui pemain Bali United unggul dalam fisik, kecepatan, motivasi dan agretivitas. “Mereka layak menang hari ini apalagi dengan skor yang cukup telak, kami berusaha memperbaiki di babak kedua bermain strategi baru dengan hilangnya 1 pemain tapi tetap kita tidak mampu membalas kekalahan di babak pertama” ujar mantan pelatih timnas ini.
Sedangkan Pelatih Bali United, Andri Sjafri mengaku kurang puas dengan penampilan anak asuhnya pada babak kedua yang gagal memanfaatkan keunggulan jumlah pemain. Anak asuhnya tampil kurang agresif dan lebih banyak memainkan bola, karena sudah unggul 3 gol di babak pertama. “Anak-anak tidak mempunyai “mental pembunuh”, setelah menang 3-0 para pemain menganggap merasa tidak perlu lagi berjuang, lebih suka memainkan bola” ungkap eks pelatih timnas U-19. gus
Komentar