Kegiatan Paus Fransiskus di Indonesia Berlangsung Khidmat Tanpa Gangguan Keamanan
Rabu, 04 September 2024
23:15 WITA
Nasional
1254 Pengunjung
Jakarta, suaradewata.com - Rangkaian kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024 dipastikan akan berlangsung khidmat dan aman, dengan dukungan penuh dari berbagai organisasi lintas iman. Keberagaman Indonesia, yang menjadi simbol persaudaraan dan perdamaian, akan tercermin dalam pengamanan kunjungan Paus ini.
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, Addin Jauharuddin, menegaskan bahwa Banser siap berperan dalam pengamanan Paus selama kunjungannya.
"Keterlibatan Banser menunjukkan etalase kebinekaan Indonesia. Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa keberagaman Indonesia adalah kekuatan kita," ujar Addin.
Addin juga mengingatkan bahwa Banser telah memiliki pengalaman dalam menjaga tempat ibadah pada hari-hari besar keagamaan, termasuk pada perayaan Natal di berbagai daerah.
Selain Banser, Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) juga akan turut serta dalam pengamanan ini. Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar A Tawalla, menyatakan bahwa keterlibatan Kokam adalah bentuk keramahan umat Muslim Indonesia dalam menyambut Paus Fransiskus.
"Kami ingin turut memperlihatkan kerukunan dan keberagaman di Indonesia kepada masyarakat dunia," kata Dzulfikar.
Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya juga telah menugaskan 100 mahasiswa untuk menjadi sukarelawan dalam misa akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada 5 September 2024. University Secretary Unika Atma Jaya, Agustina Dwi Retno Nurcahyanti, menjelaskan bahwa sukarelawan akan bertugas mengatur tempat duduk, memastikan antrean yang tertib, dan mendukung kelancaran acara.
"Kami berharap, melalui peran sukarelawan ini, misa akbar dapat berjalan dengan lancar dan aman," ujar Agustina.
Di tengah semangat menyambut kedatangan Paus Fransiskus, muncul penolakan terhadap aksi negatif yang mengganggu keharmonisan acara ini. Aksi Jalan Salib yang direncanakan oleh pemuda Katolik di Jakarta pada 4 September 2024 dengan tema 'Paus ke Indonesia, bagaimana dengan nasib umat Tuhan di Papua' dianggap tidak sejalan dengan semangat persaudaraan dan perdamaian yang dibawa Paus. Koordinator Nasional Gusdurian, Alissa Wahid, menekankan bahwa kehadiran Paus harus menjadi momen untuk memperkuat persaudaraan lintas iman, bukan untuk memicu konflik.
"Kehadiran Bapa Paus seharusnya memperkuat persaudaraan dalam kemanusiaan, bukan sebaliknya," tegas Alissa Wahid.
Dengan pengamanan yang kuat dan dukungan penuh dari berbagai organisasi, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia diharapkan dapat berlangsung lancar dan khidmat, mencerminkan nilai-nilai keberagaman dan kebinekaan Indonesia yang sejati.
Komentar