Senderan Longsor, Akses Jalan ke Obyek Wisata Tukad Cepung Nyaris Putus
Jumat, 24 September 2021
22:45 WITA
Bangli
2040 Pengunjung
Kondisi Ruas jalan Tembuku-Kedui, tepatnya di banjar Penida Kelod, Tembuku, Bangli
Bangli, suaradewata.com - Ruas jalan Tembuku-Kedui, tepatnya di banjar Penida Kelod, Tembuku, Bangli kini terancam putus. Pasalnya, hujan deras yang terjadi pada Kamis (23/9/2021) malam mengakibatkan senderan jalan ditempat kembali tersebut longsor. Fatalnya, longsoran kali ini juga membuat badan jalan turut ambles. Dampaknya, kini akses jalan yang menuju obyek wisata waterfaal Tukad Cepung rawan dilalui kendaraan roda empat.
Sesuai pantauan di lokasi pada Jumat (24/9/2021), sejatinya senderan tersebut telah mengalami longsor sejak beberapa pekan lalu. Saat itu, titik longsor berada sekitar 20 meter di selatan TKP longsor saat ini. Dan itu, sudah dilaporkan oleh warga setempat ke Pemda Bangli melalui pengaduan 24 jam.
“Untuk yang longsor sebelumnya, sudah ada rencana akan diperbaiki. Tapi tiba-tiba sepekan lalu kembali terjadi longsor di utara longsor sebelumnya. Waktu itu masih sedikit. Hanya bahu jalannya saja yang longsor. Tapi karena semalam hujan deras sekali, sehingga saat ini hampir setengah badan jalan akhirnya ikut amblas,” ungkap salah seorang warga yang di temui di lokasi. Selain itu, karena besarnya volume air hujan dari jalan ke lokasi tersebut, turut menyebabkan lahan sawah warga yang ada di bawahnya senderan tersebut ambles dengan diameter sekitar belasan meter.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, di lokasi longsor sudah dipasang police line. Atas kondisi tersebut, warga setempat berharap perbaikan senderan dan akses jalan tersebut segera bisa ditangani. "Kalau tidak cepat ditangani, akses jalan ini lambat laun bisa putus total," ujar warga lainnya.
Sementara Perbekel Desa Tembuku I Ketut Mudiarsa juga mengatakan, longsor di wilayah Banjar Penida Kelod, sejatinya sudah terjadi sejak beberapa pekan lalu. Kata dia, titik longsor tersebut berada di sebelah utara SDN 4 Tembuku. “Sekarang total panjang longsor itu sudah mencapai sekitar 30 meter. Jalur tersebut juga mulai rawan dilintasi, karena sekarang aspal itu sudah amblas akibat hujan deras semalam," ungkapnya.
Lebih lanjut, mengingat akses jalan tersebut cukup ramai kendaraan karena juga merupakan jalur penghubung Tembuku – Kintamani, pihak desa juga sudah memasang pengumuman larangan melintas bagi kendaraan besar dan yang membawa beban berat melalui sosial media. "Namun kenyataannya apa yang kami lakukan masih tetap dilanggar. Kami juga tidak punya kewenangan melarang masyarakat untuk melintas. Yang bisa kami lakukan hanya sebatas saran dan imbauan,” ujarnya.
Dikatakan pula, alasan larangan melintas tersebut disampaikan awalnya untuk mengantisipasi kerusakan yang lebih parah. Karena dibawah badan jalan terdapat gorong-gorong besar (aungan) yang kondisi tanahnya cukup labil. Tindak lanjut dari itu, Mudiarsa mengaku pada awal diketahui senderan jebol, pihaknya sudah melapor ke Dinas PUPR Perkim Bangli. Bahkan sudah dianggarkan perbaikan melalui APBD Perubahan 2021, dengan kisaran biaya Rp. 96 juta. Namun, lantaran kembali terjadi longsor susulan diperkirakan biaya perbaikan yang dibutuhkan akan bertambah. Meski demikian, pihaknya tetap berharap Dinas PUPR Perkim segera menyikapi situasi dan kondisi di lapangan agar dampak kerusakan jalan tersebut tidak semakin parah. ard/red
Komentar