Ratusan Liter Eco Enzyme Dituangkan Ke Perairan Danau Batur Pasca Semburan Belerang, Ini Tujuannya…
Minggu, 08 Agustus 2021
19:15 WITA
Bangli
1773 Pengunjung
suaradewata
Bangli, suaradewata.com – Untuk mempercepat pemulihan kemurnian air Danau Batur dari pencemaran pasca semburan belerang, berbagai upaya mulai dilakukan. Salah satunya, seperti yang dilakukan belasan anggota dari Komunitas Eco Enzyme Bangli, Sabtu (7/08/2021). Dibawah komando Wakil Ketua DPRD Bangli, I Komang Carles yang juga Ketua Komunitas Eco Enzyme Bangli, melakukan penuangan ratusan liter cairan Eco Enzyme di sejumlah titik perairan danau Batur. Hal itu dimaksudkan juga untuk mengurangi bau kurang sedap yang ditimbulkan dari sisa bangkai ikan yang selama ini dikeluhkan warga sekitar danau.
Wakil Ketua DPRD Bangli I Komang Carles saat dikonfirmasi Minggu (8/8/2021), menyampaikan latar belakang penuangan cairan Eco Enzyme ke Danau Batur sebagai bentuk kepedulian anggota komunitasnya setelah melihat kondisi perairan danau Batur pasca semburan belerang. “Semburan belerang itu kan telah menyebabkan banyak ikan mati. Sejauh ini, masyarakat bersama OPD terkait memang sudah melakukan upaya pembersihan dan pengangkutan limbah ikan. Namun masih ada sisa-sisa bangkai ikan yang liar, yang tentunya rawan menyebabkan bau tidak sedap dan polusi udara,” ungkapnya.
Karena itu, pihaknya bersama belasan anggotanya sepakat secara swadaya menyumbangkan eco enzyme untuk dituangkan ke Danau Batur. “Tujuannya, disamping untuk menekan bau limbah ikan yang masih tersisa juga untuk meningkatkan kembali kualitas air danau pasca semburan belerang ini,”ujar Carles. Pada kesempatan itu, pihaknya berhasil mengumpulkan sumbangan eco enzyme dari anggotanya hampir mencapai 200 liter untuk kemudian dituangkan langsung di perairan Danau Batur tepatnya di wilayah desa Kedisan. Kata dia, jumlah sumbangan tersebut memang dirasakan masih minim. Pasalnya, sesuai ketentuan pemakaian eco enzyme, perbandingannya 1 liter eco enzyme dicampur 1 kubik air (1.000 liter). “Dengan jumlah itu, memang kalau dibandingkan dengan volume air danau Batur, upaya kita belum seberapa. Namun setidaknya, kita telah berupaya sedikit memulihkan kondisi air danau dan mengurangi sedikit bau,” jelasnya.
Untuk itu, diharapkan masyarakat bisa turut memproduksi eco enzyme yang notabene mempunyai manfaat multi guna. Terlebih cara membuatnya juga sangat mudah. “Eco Enzyme dibuat dari bahan yang sederhana. Campurannya, 1 banding 3 banding 10. Yakni, 1 kg gula aren (molase) berbanding 3 kg limbah buah atau sayur dan 10 liter air. Kalau mau buat banyak tinggal dikalikan saja perbandingannya,” jelasnya. Selanjutnya, bahan tersebut difermentasi selama 3 bulan dalam tempat yang tertutup rapat. “Setelah itu, tinggal disaring jadilah eco enzyme. Sedangkan sisa serat sayurannya bisa dipakai untuk pupuk organic,” beber pria yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Kabupaten Bangli ini.
Lanjut Carles, eco enzyme mempunyai banyak manfaat. Dimasa pandemic saat ini, eco enzyme juga bisa dipergunakan layaknya disinfektan alami. Sebab, sesuai hasil penelitian eco enzyme mampu mengurai bakteri berbahaya menjadi bakteri positif sehingga sangat ramah lingkungan. “Eco Enzyme ini, tidak boleh diperjualbelikan. Pemanfaatannya secara mandiri. Oleh karena itu, mengingat komunitas kita juga masih baru, sehingga produksi yang dihasilkan masih terbatas,” ungkapnya. Untuk itu, pihaknya kembali mendorong masyarakat Bangli yang mempunyai kepedulian terhadap lingkungan untuk bersama-sama memproduksi eco enzyme sehingga upaya untuk menjaga kelestarian ekosistem yang dimulai dari lingkungan sekitar bisa semakin meluas di Kabupaten Bangli.ard/nop
Komentar