Say No To Hoax Guna Mewujudkan Pemilu 2019 yang Kompetibel
Minggu, 24 Februari 2019
00:00 WITA
Nasional
2148 Pengunjung

Opini, suaradewata.com - Kata Hoax sudah tidak asing ditelinga masyarakat. Hoax sepertinya sudah mendarah daging terkhusus di Indonesia yang mungkin akan sulit untuk dibasmi. Sebagian masyarakat banyak yang memanfaatkan hoax hanya untuk kepentingan pribadi, golongan, dan lain sebagainya. Bahkan memasuki musim politik dalam hal Pemilu 2019 yang semakin memanas ini, diantara pendukung masing-masing kubu pasangan calon bisa saja saling menjatuhkan lawan demi merebut hati masyarakat dengan cara menyebarkan berita-berita yag tidak benar. Berita Hoax adalah berita palsu yang sengaja dibuat sebagai alat politik, entah itu untuk memenangkan salah-satu kandidat calon, maupun untuk memecah Kebhinekaan bangsa Indonesia. Sebagai masyarakat hendaknya harus bisa melawan Hoax jangan mudah percaya tentang berita-berita-berita yang keakuratan datanya belum jelas. Seringkali dengan adanya Hoax bisa menyebabkan disintegrasi antar golongan masyarakat.
“Hoax” sendiri adalah suatu kata yang umumnya digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang palsu, atau usaha untuk menipu atau mengakali orang lain supaya mereka mempercayainya, padahal sudah jelas-jelas berita itu adalah palsu.Banyaknya berita palsu (hoax) yang menyebar di dunia maya, terutama media sosial membawa implikasi tersendiri bagi setiap kalangan. Bagi kalangan remaja atau pemuda, maraknya berita palsu perlu mendapatkan perhatian tersendiri. Sebab, kita tahu, berita palsu (hoax) banyak ditebarkan di media sosial, sedangkan pengguna media sosial banyak dari kalangan anak muda yang kemudian bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan suatu perpecahan . Apabila berita Hoax terus berkembang dan semakin menjalar tentunya dapat menimbulkan tebaran fitnah dimana-mana, selain itu penyebaran informasi yang salah juga dapat mengakibatkan kerugian bagi satu pihak yang sudah difitnah oleh opini negatif. Sebagai generasi muda kita diharapkan tidak mudah terprovokasi dan termakan mentah-mentah oleh berita Hoax, dan dianjurkan supaya lebih berpikir jernih dalam menyaring dan menangkap berita yang ada.
Salah satunya adalah maraknya ujaran kebencian yang dikhawatirkan akan mengancam proses demokrasi di Indonesia jelang pemilu 2019. Apalagi memasuki era milenial seperti ini, semua informasi mudah diakes dengan adanya teknologi dan informasi semakin memberi ruang dalam penyebaran berita Hoax. Hal ini tentu perlu diwaspadai terkhusus kita generasi penerus bangsa dalam memilah berita dan menyikapi isu-isu yang ada.
Menjelang pesta demokrasi bahkan seorang figur pejabat yang seharusnya bisa memberi contoh yang baik malah membuat ujaran kebencian yang menimbulkan ketdakstabilan kondisi di masyarakat. Konflik bermunculan hanya karena siapa ingin mendapatkan apa. Tentunya menjelang Pemilu 2019 ini kita harus isa menjaga persatuan dan kesatuan walaupun setiap individu memiliki pilihan masing-masing tetapi jangan sampai bangsa ini terpecah belah karena adanya perbedaan pilihan tersebut. Karena dampak berita Hoax sangat berpengaruh terhadap persatuan bangsa. Sebenarnya pemerintah sudah secara tegas dalam upaya memberantas Hoax, dari pembuatan UU ITE hingga lembaga semacam Cyber Crime. Maka untuk itu generasi muda harus turut ambil andil dalam mengawal hukum tersebut. Dikarenakan generasi muda ini adalah generasi yang nantinya juga akan memegang tonggak kepemimpinan bangsa di masa depan.Say No To Hoax untuk mewujudkan Pemilu 2019 yang kompetibel, damai, dan berkualitas yang tidak disertai konflik. Untuk menghindari dan supaya tidak mudah terjebak dalam berita hoax ada langkah-langkah yang bisa dilakukan sebagai berikut:
1. Mencari Kebenaran Dari Sebuah Berita atau Informasi.
Maksudnya,apabila ada berita pastikan dulu kebenaran berita tersebut,jangan langsung diterima mentah-mentah, misalnya link yang dibuat menyebarkan berita itu benar-benar resmi atau tidak.
2. Mengantisipasi Judul Berita Yang Provokatif.
Jadi sebagai generasi muda kita dianjurkan untuk menyaring berita yang judulnya provokatif,karena biasanya berita tersebut dapat mengakibatkan salah paham bagi antar generasi muda.
3. Jangan terburu-buru untuk Sharing Berita.
Jadi,sebelum kita menyebarkan berita atau informasi kepada orang lain,pastikan dulu apakah berita tersebut benar dan tidak mengakibatkan provokasi dan saling fitnah bagi para generasi muda.
4. Melaporkan Pada Aparat Yang Berwenang.
Apabila berita atau informasi tersebut mengakibatkan fitnat atau provokasi bagi generasi muda,disarankan untuk melaporkan akun yang membuat berita tersebut kepada aparat yang berwajib agar menimbulkan efek jera bagi pembuat berita Hoax.
Devi Novita Sari, Mahasiswa Universitas Brawijaya
Komentar