PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Tiga Tahun Terakhir, Angka Kemiskinan Di Bangli Turun 18,6 Persen

Rabu, 01 Agustus 2018

00:00 WITA

Bangli

3128 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Berbagai program pengentasan kemiskinan yang  gencar dilakukan baik oleh  Pemerintah Pusat, Propinsi dan Pemkab Bangli dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mulai menunjukkan pengurangan angka kemiskinan di Kabupaten Bangli. Terbukti sesuai data dari Dinas Sosial Kabupaten Bangli, jumlah KK miskin di Bangli saat ini masih sebanyak 8.995 KK. Jika dibandingkan tahun 2015, angka kemiskinan mencapai 11.055. Artinya, dalam tiga tahun terakhir, kemiskinan di Bangli bisa diturunkan sebanyak 2.060 KK atau 18,6 %. Hal ini disampaikan Wabup Sedana Arta, saat menerima kunjungan kerja Pemerintah Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatra Selatan, di Gedung BMB Kantor Bupati Bangli, Selasa (31/7).

Disampaikan, turunnya angka kemiskinan di Bangli tak lepas dari berbagai kebijakan Pemerintah Kabupaten (pemkab) Bangli dalam usaha memerangi kemiskinan. Wakil Bupati (Wabup) Bangli mengatakan, meskipun masih berada pada angka 8.995 Kepala Keluarga (KK), namun data kemiskinan di Kabupaten Bangli dalam kurun tiga tahun terakhir (2015-2017) mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Lebih lanjut Wabup Sedana Arta menjelaskan, adapun dari total 8.995 kantong kemiskinan di Bangli, tersebar di empat kecamatan. Dengan rincian 1.244 KK berada di Kecamatan Bangli, 1.718 KK berada di Kecamatan Tembuku, 1.711 KK berada di Kecamatan Susut dan 4.322 berada di Kecamatan Kintamani. Jelas dia, tingginya angka kemiskinan di Kecamatan Kintamani, karena sebagian besar dari masyarakat ini, berada didaerah belakang bukit yang secara akses cukup terpencil. Oleh karenanya, untuk mengatasi kemiskinan di Kabupaten Bangli, Pemkab Bangli sejak tahun 2011 sudah menerapkan kebijakan pengalokasian Alokasi Dana Desa (ADD) yang besar.

Dimana hingga tahun 2018 ini, jika dirata-ratakan desa di Bangli bisa mendapatkan Rp 1 Miliar lebih. Selain itu, Pemkab Bangli juga fokus terhadap pembangunan infrastruktur jalan. Dimana target tahun 2020 mendatang, jalan kabupaten yang menghubungkan desa-desa di Bangli tahun tuntas di hotmix. Ditambahkannya, selain ADD yang besar dan program hotmix masuk desa, untuk memerangi kemiskinan di Bangli, pihaknya juga membuat berbagai program inovasi, seperti membuat program kamis sebagai hari pengentasan kemiskinan. “Dalam program ini kita bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, turun ke wilayah yang kantung kemiskinanya tinggi. Disana kita pelajari penyebab utama masyarakat miskin, kemudian ditindaklanjuti dengan berbagai program kegiatan,” ungkapnya.

Selain itu, disampaikan, Pemkab Bangli juga punya program Nyama Anyar dan Oka Anyar. Dalam program Nyama Anyar ini, mulai dari Bupati, Wakil Bupati, pejabat eselon II, II, IV sampai kepala sekolah wajib memiliki keluarga pra sejahtera binaan. “Khusus untuk Bupati, wajib memiliki lima keluarga binaan. Wakil Bupati tiga keluarga binaan, eselon II wajib memiliki dua keluarga binaan”jelasnya. Sedangkan untuk program Oka Anyar, jelas dia, guru-guru di Kabupaten Bangli, diwajibkan membina siswa yang berpotensi putus sekolah. Selain itu, kita juga memiliki program bedah rumah, pelatihan keterampilan bagi KK miskin, baik pelatihan keterampilan menjahit, membuat dupa, membuat sandal, menghias anyaman bambu dan sebagainya. “Melalui program ini, kita targetkan kemiskinan di Bangli secara bertahap bisa diturunkan”harap Wabup Sedana Arta.


Sementara itu Asisten III Setda Kabupaten Musi Rawas H. Edi Iswato, selaku pimpinan rombongan mengatakan, tujuan dari Kunker ini adalah untuk belajar tentang strategi pengentasan kemiskinan di Kabupaten Bangli serta pengelolaan masalah sosial kemasyarakatan. Jelas dia, dipilihnya Kabupaten Bangli sebagai lokus kunjungan, karena berdasarkan informasi dari media sosial dan internet, banyak sumber yang menyebutkan keberhasilan Kabupaten Bangli dalam program pengentasan kemiskinan maupun mengelola permasalahan sosial kemasyarakatan. Ditambah, banyak kemiripan antara Kabupaten Bangli dengan Kabupaten Musi Rawas, utamanya dari sisi tofografisnya, dimana sebagian besar masyarakat berkerja sebagai petani. 

Menurutnya, khusus untuk persoalan sosial kemasyarakatan, Musi Rawas merupakan kabupaten multi etnis dan multi agama, karena Musi Rawas merupakan daerah yang banyak didatangi pendatang, karena dulunya merupakan daerah tujuan transmigrasi. “Jadi disamping penduduk asli, wilayah kami juga banyak didatangi pendatang. Termasuk salah satunya dari Bali”ujarnya. Ia berharap, melalui kunjungan ini, banyak hal yang bisa didapatkan untuk kemajuan Kabupaten Musi Rawas. “Kami tahu Bangli dari media sosial dan internet. Disana kita tahu Bangli memiliki prestasi dalam penanganan kemiskinan. Untuk itu, hari ini kami datang untuk belajar”pungkasnya.ard/aga


Komentar

Berita Terbaru

\