Rapat TPKAD, Wagub Sudikerta Tekankan Pembahasan KUR Dan Ketersediaan Pangan
Senin, 11 Desember 2017
00:00 WITA
Denpasar
3052 Pengunjung

suaradewata.com
Denpasar, suaradewata.com - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta dengan didampingi Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali-Nusra Hizbullah dan Asisten II Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Dewa Putu Sunartha membuka secara resmi Rapat Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) Bali di ruang rapat Praja Sabha Kantor Gubernur Bali, Senin (11/12).
Dalam sambutannya Wagub Sudikerta menjelaskan rapat bertujuan untuk mengevaluasi realisasi penyaluran keuangan yang mendukung peningkatan kemajuan ekonomi di Bali.
“Selama ini kami bersama lembaga-lembaga keuangan mendorong penyaluran keuangan dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), ini yang belum kita evaluasi, sejauh mana bermanfaat bagi peningkatan usaha mereka demi kelangsungan ekonomi Bali, apa saja yang sudah terlaksana maka kita perlu terus kita tingkatkan, dan yang belum terlaksana kita evaluasi lagi,” beber Sudikerta.
Keberadaan UMKM dan KUR menurut Wagub Sudikerta saling berkaitan dan sangat penting. Pelaku UMKM yang kebanyakan berada di desa-desa patut mendapat dukungan dari pemerintah dan instansi vertikal lainnya melalui bantuan permodalan dan program lainnya, sehingga para pelaku UMKM bisa terus meningkatkan usahanya, jika usaha sudah meningkat maka perekonomian Bali secara global pun akan ikut meningkat.
Penguatan sektor pertanian di Bali lebih jauh menurut Wagub Sudikerta ditengah situasi saat ini yang sedang mengalami bencana erupsi Gunung Agung (GA) sangat perlu guna menjaga ketahanan dan ketersediaan pangan. “Ketersediaan pangan saat ini masih aman, tapi jika musibah GA terus berlangsung maka ini harus kita pikirkan bersama,” tutup Sudikerta.
Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali-Nusra Hizbullah menjelaskan penghimpunan dana masyarakat mengalami peningkatan sekitar 10,86%, namun kekhawatiran sedikit timbul terhadap pertumbuhan kredit di Bali yang mengalami penurunan sekitar 3 %, dimana tahun lalu pertumbuhannya tahun lalu mencapai 10%, sedangkan saat ini hanya sekitar 7%. Pur/sar
Komentar