PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Aksi Calo Liar Dan Pedagang Acung Kembali Dikeluhkan, Ini Penyebabnya…

Kamis, 03 November 2016

00:00 WITA

Bangli

5846 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com – Carut marut pengelolaan dan pelayanan kepariwisataan Bangli kembali mengemuka. Hal ini, kenyusul adanya keluhan guide dan wisatawan menyangkut keberadaan calo tiket penyeberangan ke desa Terunyan  yang selama justru masih membandel mangkal di Pertigaan Penelokan. Selain itu, pedagang acung di Dermaga Kedisan juga menuai kecaman karena kerap menawarkan barangnya dengan cara-cara main paksa sehingga membuat wisatawan local maupun domistik menjadi risih dan tidak nyaman.

Pengalaman tersebut disampaikan langsung seoarang guide, Gede Jaya (40) asal Padangsambean, Denpasar, Kamis (03/11/2016) kepada awak media di Bangli. Diceritakan, pengalaman pahit dia rasakan saat dirinya mengantarkan rombongan wisatawan domestic  asal Jawa Barat sebanyak 14 orang pekan lalu saat berkunjung ke obyek wisata Kintamani. Kata dia, saat rombongan melintas di pertigaan Penelokan, tiba-tiba kendaraannya  distop sejumlah warga yang diduga sebagai  calo tiket penyebarangan ke Terunyan tersebut. “Saat itu, tamu saya ditawarkan oleh warga tersebut untuk menyeberang ke Trunyan dengan cara-cara yang  kurang elegan. Awalnya saya sudah sempat mengingatkan tamu untuk hati-hati,” sebutnya.

Selanjutnya, karena tamunya tertarik dan penasaran setelah searching internet dengan keunikan Kuburan desa Trunyan, memutuskan untuk menyebrang mengunjungi kuburan desa Terunyan. Selanjutnya terjadi kesepakatan antara tamunya dengan calo tiket tersebut. Hanya saja, diakui rasa tidak nyaman tersebut, justru sudah dirasakan tamunya saat akan diajak turun dengan menggunakan mobil pick up terbuka. “Karena takut, akhirnya tamu saya menolak dan meminta dicarikan mobil tertutup untuk melakukan perjalanan ke penyeberangan. Saat itu tamu saya dibuat lama sekali menunggu. Maunya dicancel, tapi tamu saya merasa tidak enak sehingga tetap melanjutkan rencananya ke Trunyan sesuai kesepakan awal,” tegasnya.

Hanya saja, dalam perjalanan pihaknya justru merasa dikibuli. Sebab, awalnya dikira akan menyebrang melalui jalur resmi Dermaga Kedisan .  “Tapi kenyataannya justru tamu saya diajak hingga masuk ke desa Trunyan. Dan sarana penyebrangan yang digunakan, bukannya menggunakan bout seperti kesepatan awal, melainkan dengan mengunakan perahu tradisional yang cukup membahayakan dengan tariff Rp 100.000 per orang,” kenangnya.

 Tidak hanya itu, saat tiba di desa Terunyan, rombongan tamunya justru disambut dengan kedatangan oknum warga peminta-minta. “Tamu saya tidak sih mempersoalkan warga yang meminta-minta itu. Yang paling membuat tamu saya kecewa, karena kesepakatan awal tidak sesuai dengan kenyataannya. Disamping itu, pelayanan yang diberikan benar-benar membuat tidak nyaman,” sesalnya.  

Lebih lanjut diceritakan, rasa tidak nyaman juga sempat dia rasakan bersama wisatawan asal Perancis yang dibawanya untuk berkunjung ke Dermaga Kedisan, tiga bulan lalu. “Kalau di Dermaga Kedisan, yang dikeluhkan wisatawan adalah pedagang acungnya yang terkesan main paksa kepada tamu. Padahal tamu saya sudah tidak tertarik untuk membeli, tapi terus dikejar-kejar,” ungkapnya.

Terhadap persoalan tersebut, pihaknya berharap kepada Pemkab Bangli untuk segera membenahi tata cara pengelolaan obyek wisata Kintamani. “Jika cara-cara main paksa tersebut masih diterapkan oleh masyarakat, saya rasa akan menyebabkan citra Kintamani lambat laun akan kembali hancur,” sebutnya. Sementara, terhadap keberadaan calo tiket liar tersebut, pihaknya menyarankan Pemkab Bangli untuk menyingkronkan antara penyedia jasa yang resmi dengan warga local agar pelayanan yang diberikan ada standarisasinya dengan harapan bisa memberikan rasa nyaman kepada pengunjung. “Kalau ingin tingkat kunjungan ke Kintamani meningkat,intinya harus ada jaminan kenyamanan yang diberikan kepada wisatawan,” pungkasnya. ard/gin


Komentar

Berita Terbaru

\

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Wabup Ketut Suiasa Resmikan TAKSU Badung