PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Menangkal ISIS Dengan Pancasila dan Kegiatan Sekolah

Minggu, 08 Mei 2016

00:00 WITA

Nasional

3920 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Opini, suaradewata.com - Paham ISIS berpotensi besar masuk ke Indonesia. Selain melalui media sosial, paham ISIS bisa masuk melalui perantara WNI (warga negara Indonesia) yang sudah bergabung dengan kelompok Isis tersebut. Kelompok yang menamakan diri (ISIS) Islamic State of Iraq and Syria, ajaran Isis & khilafahannya yang bertentangan dengan ajaran agama di dunia karena bersifat radikalime. Paham radikalisme yang dimaksud adalah paham yang menginginkan perubahan sosial dan politik dengan cara drastis serta menggunakan kekerasan. Untuk menghukum pelaku kejahatan, ISIS mengeksekusi orang yang melakukan kesalahan secara bruntal.

ISIS dengan pemimpinnya Abu Bakar Al Baghdadi mengangkat diri sebagai Khalifah dan menjadikan sejumlah wilayah Irak dan Suriah yang di kuasainya sebagai negara Islam. Dan perintah pertamanya adalah agar semua muslim di dunia mematuhinya. Hal tersebut menuai reaksi dari para tokoh Islam di berbagai negara.

Kelompok ISIS di duga kerap memberi iming-iming yang menggiurkan, seperti memberi pekerjaan dengan gaji tinggi, menjanjikan jaminan kesehatan bagi anak-anak, jemput bola kirim dana ke Indonesia, penawaran budak sek bagi pejuang asing yang ingin bergabung, dijanjikan surga dan di layani wanita cantik. Semua iming-iming tersebut hanya propaganda ISIS. Mengingat masyarakat Indonesia masih kekurangan secara ekonomi, menjadi celah bagi kelompok radikal untuk menyusup.

Untuk itu pemerintah dan negara menolak berkembangnya paham ISIS khususnya di Indonesia. Karena tidak sesuai dengan Ideologi negara yaitu Pancasila, NKRI, dan Kebhinekaan kita. Hal yang dilakukan ISIS dapat menyulut terjadinya kekerasan dan konflik yang meluas. Untuk menangkal bahaya radikalime ISIS dikalangan generasi muda bangsa, khususnya dikalangan remaja atau pelajar, kita dapat melakukan beberapa hal berikut ini:

Pertama,agar pendidikan moral Pancasila (PMP) dijadikan mata pelajaran utama, di seluruh sekolah-sekolah yang ada di Indonesia dari tingat SD, SMP, SMA/Sederajat, mau pun Universits/Akademi baik negeri, swasta mau pun Madrasyah/Pesantren. Sehingga penanaman jiwa nasionalisme dan patriotisme, cinta tanah air, menghargai kebhinekaan, dapat tertanam pada jiwa setiap insan generasi muda bangsa, khususnya bagi kalagan pelajar. Pancasila bisa menjadi benteng tidak masuknya doktrin-doktrin ISIS  mau pun paham radikalisme.

Kedua, pihak sekolah mewajibkan para siswa mengikuti kegiatan ekstra kurikuler, seperti:

a)      PRAMUKA, agar membentuk kepribadian yang beriman, bertakwa, disiplin, berjiwa pancasila, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan hidup dan menumbuhkan rasa kekeluargaan serta patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu kegitan pramuka juga dapat menambah wawasan dan keterampilan para pelajar.

b)       PKS, agar membentuk rasa disiplin, baik dalam sikap atau disiplin dalam mematuhi peraturan yang berlaku.

c)       PMR, memberikan motivasi bagi teman sebaya untuk berprilaku hidup sehat, penguatan kualitas remaja dan pembentukan karakter, anggota pmr memberi contoh prilaku hidup sehat, dan pmr sebagai lembaga pendidik remaja sebaya.

Dengan melaksanakan ketiga kegiatan tersebut, diharapkan dapat menangkal masuknya paham radikalisme ISIS dikalangan pelajar.

Ketiga, di samping mengikuti program pembelajaran sesuai dengan kurikulum, para siswa harus diberikan pencerahan mental secara rutinitas dan berjenjang untuk mencegah masuknya paham radikalisme ISIS dikalangan pelajar.

Keempat, melihat dari kemajuan teknologi, di mana ISIS paling banyak menyebarkan doktrin-doktrinnya melalui internet, hendaknya guru di masing-masing sekolah secara rutin memberi penjelasan atau pencerahan kepada siswa tentang bahaya dunia maya, di samping keuntungan yang diberikan dalam bidang komunikasi. Untuk mencegah masuknya paham ISIS.

Diah Ayu Inten Permatasari, penulis adalah siswa SMA Negeri 2 Tabanan.


Komentar

Berita Terbaru

\