Tangkal Radikalisme Danrem 163/Wirasatya Temui Tokoh Di Gianyar

  • 02 Februari 2016
  • 00:00 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 3593 Pengunjung

Gianyar, suaradewata.com – Mencegah meluasnya radikalisme di masyarakat dan antispasi terror masuk ke Pulau Dewata, Danrem 163/Wirasatya Kol. Inf. I Nyoman Cantiasa,SE., bertemu dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan muspida Kabupaten Gianyar, Senin (1/2) di Makodim 1616/Gianyar.

Dalam kunjungan kerjanya di Gianyar, Danrem 163/Wirasatya Kol. Inf. I Nyoman Cantiasa,SE., selain melakukan evaluasi kinerja, silaturahmi dengan anggota Kodim 1616/Gianyar juga melakukan tatap muka dengan tokoh masyarakat, tokoh lintas agama, LSM dan unsur muspida. Tatap muka ini dimaksudkan untuk menangkal paham radikalisme yang belakangan ini marak terjadi di beberapa tempat di Indonesia. Danrem berharap dengan tatap muka ini, tokoh-tokoh dan pemerintah di gianyar tidak boleh lengah terhadap ancaman teror, radikalisme apalagi isu ISIS masuk ke Bali. “Kita tidak boleh main-main terhadap fakta terror yang sudah terjadi di daerah lain termasuk negara-negara maju yang memiliki teknologi tinggi tetapi masih juga kebobolan” jelas Danrem  kelahiran Buleleng ini.

Tidak ada negara yang 100 persen aman dari ancaman terror, tetapi bisa dicegah atau diminimalisir kalau kita bisa kompak melawan paham-paham tersebut. Apalagi di Bali karena merupakan pekarangan rumah tempat tinggal orang-oranga Bali, jika terjadi hal yang tidak biasa harusnya orang Bali hafal dengan pekarangan rumahnya sendiri. “Kita punya pecalang, hansip, desa pekraman, gotong royong dan lainnya yang bisa digunakan untuk menjaga keamanan di Bali. Jika ada pendatang di lingkungan tempat tinggal harus segera menindaklanjuti dengan mendata pendatang tersebut, jarena kalau ada yang memiliki niat jahat kita sudah mengetahuinya terlebih dahulu” tegasnya

Lebih lanjut ditambahkannya, di lingkungan terkecil dan terdekat adalah keluarga. Jangan sampai anak atau saudara menghilang begitu saja dan tiba-tiba terlibat terror atau mengikuti aliran tertentu yang dilarang. “Akhir-akhir ini sudah diberitakan di media bagaimana banyak orang kehilangan anggota keluarganya pergi tanpa ijin, lingkungan terdekat yakni keluarga harus kita jaga dan jauhkan dari hal-hal yang berbau radikal maupun ekstrem” ungkap Danrem.

Titik rawan yang ada di Bali sebagai zona masuk pendatang, seperti bandara, pelabuhan besar dan pelabuhan tradisonal terus diperketat oleh anggota TNI. Menyisir lokasi-lokasi yang kemungkinan dijadikan tempat masuk pendatang, banyak sekali lubang-lubang yang bisa digunakan bagi orang yang berniat jahat. “Dengan dukungan dari masyarakat, TNI bersama-sama bisa segera mendapatkan informasi yang bisa digunakan untuk mengamankan wilayah Bali”tutupnya.gus


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER