Ribuan Krama Iringi Prosesi Nunas Don Bingin Jelang Puncak Karya Meligia Lajur Puri Bukit Bangli 

  • 11 Oktober 2023
  • 13:55 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 1417 Pengunjung
Prosesi Nganget Don Bingin di Pura Kehen serangkaian Meligia Lajur di Puri Bukit, Bangli, Selasa (10/10). SD/Ist

Bangli, suaradewata.com - Serangkaian pelaksanaan karya Meligia Lajur di Banjar Puri Bukit, Kelurahan Cempaga, Bangli, Selasa (10/10/2023) dilaksanakan prosesi "Nganget Don Bingin’ (memetik daun beringin). Prosesi ini diikuti ribuan krama dari tiga Puri. Yakni, Puri Bukit, Puri Kanginan dan Puri Tamanbali dengan melaksanakan mepeed dari lokasi upacara di Piyadnyan Puri Bukit menuju Pura Kehen dengan jarak sekitar 500 meter.

Tiba di Pura Kehen, sebelum prosesi nunas Don Bingin dilakukan, didahului dengan pelaksanaan persembahyangan bersama untuk memohon keselamatan dan kelancaran jalannya karya. Selanjutnya, prosesi nganget daun beringin dilakukan dengan menggunakan galah yang diujungnya diikatkan pisau sudamala. Lantaran peruntukan daun beringin nantinya untuk karya suci, sehingga prosesi pemetikan daun beringin dilakukan dengan tidak sembarangan. Agar daun yang dipetik tidak terjatuh menyentuh tanah, sejumlah orang menunggu dibawah dengan membawa tikar kelesa yang ditutupi kain kasa putih. Proses pemetikan daun beringin mengacu sembilan arah mata angin dan terakhir dilakukan di bagian tengah. "Daun beringin yang kita tunas ini, nantinya yang akan dipergunakan sebagai media penyalur Sang Pitara nantinya untuk menuju Sangkan Paraning Dumadi," ujar Manggala Karya Meligia Lajur Puri Bukit, Ida I Dewa Anom Sudarta didampingi Penasehat Ida I Dewa Gede Rai. 

Yang mana, lanjut dia, nantinya daun beringin ini yang akan dipergunakan untuk ngajum puspa sebagai simbolis dari leluhur yang diupacarai. Daun beringin yang digunakan untuk ngajum, dipilih yang masih utuh saja. Karena banyaknya, Puspa yang akan diupacarai, prosesi ngajum dilakukan secara bertahap. 

Selain itu, dalam prosesi penggunaan daun beringin untuk ngajum, jumlahnya disesuaikan dengan jenis kelamin leluhur yang diupacara. Misalnya, jika daun beringin tengadah itu lambang perempuan dan jika telungkup itu lambang laki-laki,. "Demikian halnya, jumlah yang dipergunakan antara laki-laki dan perempuan juga berbeda, ” ungkapnya.

Lanjut disampaikan, dalam Meligia Lajur di Puri Bukit Bangli, diikuti sebanyak 121 Puspa dari tiga Puri. Yakni, Puri Bukit, Puri Kanginan dan Puri Tamanbali. Sementara sesuai dudonan acara, puncak karya Meligia Lajur akan berlangsung pada tanggal 14 Oktober mendatang. “Untuk persiapannya sendiri sudah dilakukan sejak tiga bulan lalu,” tegasnya. Mulai dari nyukat karang, membuat bangunan piyadnyan, hingga persiapan berbagai sarana upakara yang akan dipergunakan.  

Tekait pembiayaan, disampaikan, selain mendapat bantuan dari Pemkab Bangli, juga dari urunan sebesar Rp 10 juta untuk masing-masing Puspa. Namun yang lebih penting dari itu, dengan melaksanakan Melgia Lajur secara massal ini, diharapkan pesemetonan antar warga Puri bisa lebih terjalin erat.ard/adn


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER