Potret Indonesia Terkini: Stabilitas Ekonomi Ditengah Inflasi Dunia

  • 04 Oktober 2022
  • 16:35 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1228 Pengunjung
ilustrasi kondisi indonesia ditengah inflasi dunia

Opini, suaradewata. com - Pemerintah resmi mengumumkan inflasi sebesar 5,95 persen year-on-year (yoy) pada September 2022 (sumber: Badan Pusat Statistik) Senin, 3 Oktober 2022. Hal ini merupakan dampak dari keputusan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Rabu 3 September 2022 yang lalu. Dikutip pada acara Seminar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Sulawesi Utara Senin 03 September 2022, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan bahwa inflasi tersebut berada di bawah prediksi pemerintah yaitu mencapai di atas 6 persen, ini tidak lain dan tidak bukan karena seluruh elemen masyarakat, termasuk Pemerintah Daerah, menjaga harga di daerahnya masing-masing.

Penyesuaian harga BBM berdampak pada meningkatnya inflasi year-on-year (yoy) pada september 2022 namun tetapi tidak di luar kontrol dan dapat diyakini dengan kondisi awal yang baik ini maka inflasi month-to-month bulan depan akan menurun dan mulai menuju normal. Ini merupakan awal yang baik bagi pemerintah untuk perekonomian Indonesia dalam menyelesaikan tahun 2022 dan memasuki tahun 2023. Indonesia mampu menjaga inflasi pada level yang moderat. Inflasi Indonesia memang naik, namun  jika dibandingkan dengan negara-negara lain, kenaikan inflasi di Indonesia masih di level yang rendah. Indonesia tetap stabil di tengah gejolak perekonomian global yang saat ini terjadi. Harga komoditas dunia saat ini bergerak secara fluktuatif dan dunia internasional sedang mengalami inflasi. Banyak negara mulai melakukan penyesuaian kebijakan untuk merespon kenaikan inflasi ini.

Fundamental ekonomi selanjutnya yang menunjukkan bahwa Indonesia stabil adalah pertumbuhan ekonomi (growth). Level PDB riil Indonesia tahun 2022 jika dibandingkan dengan level PDB riil sebelum pandemi (tahun 2019), sudah naik 7,1 persen. Angka ini relatif cukup tinggi jika dibandingkan negara lain. Indonesia meningkatkan growth dengan mengeluarkan belanja negara yang sangat besar pada periode 2020-2021 sebagai bagian dari penanganan Covid. Hal ini menimbulkan ekstra defisit. Total ekstra defisit Indonesia selama 2020-2021 adalah 10,7% dari PDB. Banyak negara lain yang ekstra defisitnya itu di atas Indonesia yang mana itu berarti bahwa negara tersebut mengeluarkan utang yang lebih besar dibandingkan yang dikeluarkan Indonesia.

Di sisi lain, Purchasing Manager’s Index (PMI) meningkat dari semula 51,7 pada Agustus 2022 menjadi 53,7 pada September 2022 hal ini merupakan hal positif dan sangat baik karena menunjukkan dunia usaha mulai melakukan stock up atau mulai membeli barang yang artinya proses produksi juga akan meningkat. Fundamental yang baik ini harus dijaga bersama-sama antara Pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Indonesia tetap perlu waspada akan resiko global ke depan walaupun saat ini Indonesia mampu menjaga perekonomian dengan solid, namun rambatan resiko global seperti inflasi yang berkelanjutan hingga menyebabkan stagflasi harus terus diperhatikan. Saat ini pertumbuhan Indonesia masih tetap tinggi dengan kenaikan inflasi yang tidak terlalu tinggi. Ini kondisi yang musti kita jaga ke depan dengan berbagai macam cara salah satunya adalah Pemerintah akan tetap menggunakan APBN sebagai shock absorber-nya, dan pada saat yang bersamaan inflasi harus tetap dijaga.*

Dewi Rahmasari, SE., M.S.Ak, Penulis adalah Fungsional Analis Pengelolaan Keuangan APBN Ahli Muda di Badan Pusat Statistik Kota Mataram

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER