Gubernur Wayan Koster Ajak Pasemetonan MGPSSR Berperan Aktif Membangun Bali

  • 17 Maret 2020
  • 10:00 WITA
  • Badung
  • Dibaca: 1789 Pengunjung
suaradewata

Badung, suaradewata.com - Gubernur Bali, Wayan Koster memberikan apresiasi atas terselenggaranya Lokasabha X  MGPSSR (Maha Gotra Pasek Sapta Sanak Rsi) yang berlangsung di Ruang Kerha Gosana Puspem Badung, Mangupura, Minggu (15/3).

Gubernur asal Desa Sembiran Buleleng ini menyatakan MGPSSR sebagai organisasi pasemetonan yang berlandaskan ajaran agama Hindu terbesar di Indonesia sangat penting untuk ikut berperan aktif dalam mendukung program pemerintah dan pembangunan Bali.

"Oleh karena itu, saya berharap ikatan yang ada di dalamnya dapat memperkuat pembangunan di Bali dengan ikut menyukseskan program-program pemerintah melalui visi misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, guna mewujudkan masyarakat Bali yang sejahtera dan harmonis secara sekala lan niskala," ujar Koster seraya menyatakan masyarakat Bali secara keseluruhan sangat toleran dan mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila dan UUD 1945.

Lebih lanjut Gubernur Koster dihadapan Ketua MGPSSR Pusat Prof. dr. I Wayan Wita, Bupati Badung Nyoman Giri Prasta yang juga Ketua MGPSSR Badung, Anggota DPR RI Dapil Bali Ketut Kariyasa Adnyana dan Nyoman Parta, hingga dihadapan Pengurus MGPSSR Pusat, MGPSSR Provinsi Bali, MGPSSR kabupaten/Kota se-Bali serta semeton Pasek lainnya menegaskan, “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” adalah visi yang lengkap untuk membangun Bali ke depan. Kelebihan visi ini tidak hanya mengandung nilai Pancasila, namun juga kearifan lokal serta mempertimbangkan aspek sekala dan niskala.

Untuk itu, Gubernur Koster juga mengajak generasi muda untuk ikut menjaga warisan leluhur, dan mampu membangun hal-hal baru demi generasi mendatang. Dia berharap Lokasabha X ini dapat berjalan dengan lancar dan sukses serta dapat memilih pemimpin yang memiliki kecerdasan, spiritual dan emosional serta mempunyai kesungguhan untuk ngayah untuk membesarkan dan memajukan organisasi dan ke depan harus mampu merancang program-program yang mengupayakan kualitas sumber daya umat yang bisa bersaing di zaman yang sangat kompetitif ini.

Sementara itu,Ketua MGPSSR Provinsi Bali Bali Wisnu Bawa Temaja dalam sambutannya menyampaikan Lokasabha X ini dihadiri lebih dari 1.500 peserta, di mana Lokasabha ini secara rutin dilaksanakan setiap lima tahun sekali, sebagai bahan evaluasi program serta konsolidasi internal dalam memperkuat ikatan kekerabatan sebagai sujud bhakti kepada leluhur. Di samping juga menyampaikan laporan pertanggung jawaban pengurus selama 5 tahun dan untuk memilih menetapkan personalia kepengurusan MGPSSR Provinsi Bali yang baru periode 2020-2025.

"Adapun program-program yang telah dirumuskan selama lima tahun ini menyangkut tiga bidang, yaitu Bidang Organisasi, Kelembagaan dan Hubungan Eksternal, Bidang Kesulinggihan dan Bidang Pembangunan," ujar Wisnu Bawa Temaja.

Sedangkan Ketua Panitia Lokasabha X MGPSSR, Made Adi Djaya melaporkan bahwa Lokasabha yang dilaksanakan pada Minggu (15/3) adalah Lokasabha X, namun sesungguhnya Lokasabha I sampai dengan VIII dilaksanakan dalam forum Mahasabha, karena sejak awal deklarasi pembentukan organisasi pasemetonan MGPSSR pada tanggal 17 April 1957, belum satu pun terbentuk kepengurusan tingkat provinsi di luar Bali.

Karena pada saat itu, MGPSSR Pusat merangkap pula sebagai pungurus tingkat Provinsi Bali. Namun pada Mahasabha IX, diputuskan untuk dilakukan pemisahan antara pengurus MGPSSR Pusat dan pengurus MGPSSR  Provinsi Bali dengan pertimbangan telah dapat dibentuk pengurus MGPSSR tingkat provinsi di luar Bali yaitu, pengurus MGPSSR Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Lampung, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Sumatera Selatan Kepulauan Riau dan kepengurusan MGPSSR Provinsi Jawa Tengan yang berkedudukan di Kabupaten Karanganyar.

"Tema Lokasabha X ini mengambil tema Melalui Lokasabha MGPSSR Provinsi Bali Kita Mantapkan Regenerasi Pasek Menuju Pemimpin Bali Yang Visioner," katanya seraya menjelaskan tema ini mengandung maksud dalam setiap periodesasi kepengurusan perlu dipersiapkan dan dilakukan regenerasi kepengurusan dan kepemimpinan agar organisasi ini dapat berkesinambungan serta pemimpin berikutnya mempunyai visi dan kinerja yang disesuaikan dengan kemajuan dan tuntutan zaman dengan tetap menjaga dan meningkatkankehidupn beragama serta adat dan budaya. Awp/sar


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER