Minimalis ‘Jalur Tikus’ Masuk Kintamani, Begini Upaya yang Dilakukan BPP BUGG

  • 26 Februari 2020
  • 18:45 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 1907 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Berbagai upaya bakal terus dilakukan Badan Pengelola Pariwisata Batur Unesco  Global Geopark (BPP BUGG) untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bangli yang bersumber dari pariwisata Kintamani. Salah satunya, akan menutup ‘jalur-jalur tikus’ yang selama ini masih dimanfaatkan oknum guide atau travel  untuk menghindari loket penarikan retribusi pariwisata yang telah ada. Karena itu, BPP BUGG kini telah merancang pembangunan empat pos loket baru di tiga lokasi berbeda. Dengan cara itu pihaknya optimis, bisa terus meningkatkan pendapatan mencapai Rp 6 miliar per tahun.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Direktur Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark, Dewa Ketut Setia Darma didampingi Kepala Divisi Perencanaan dan Pengembangan, I Nengah Suratnata, kepada awak media, Rabu (26/2/2020) di Museum Gunung Api Batur, Kintamani. Disampaikan, selain jalur tikus yang masih terindikasi menyebabkan kebocoran pendapatan. Ulah oknum guide nakal yang selama ini kerap kucing-kucingan dengan petugas untuk menghindari retribusi juga menjadi atensi pihak pengelola. Semisal, saat dicegat di pos tiket depan, justru bilang  tidak turun di kawasan Kintamani. “Mengingat jalan didepan merupakan jalur utama penghubung Bangli-Singaraja, mereka mengakunya bawa tamu langsung ke Singaraja. Sehingga berlalu begitu saja tanpa mau bayar retribusi di loket. Namun saat kami ikuti, ternyata setelah agak ke barat dikit, mereka turun dan melihat gunung dan danau Batur. Dan kondisi ini terjadi cukup banyak dan kini menjadi salah satu atensi kita,”ungkapnya.

Sementara untuk meminimalis jalur tikus yang terjadi, pihak pengelola berencana menambah empat (4) loket baru yang dipasang di tiga lokasi tahun 2021. Yakni, dua loket di kawasan Banjar Alengkong, Songan, satu loket di kawasan Penulisan, dan satu loket di desa Terunyan. “Dengan penambahan loket itu, kami berusaha meminimalis dan menutup jalur-jalur tikus sebagai pintu masuk yang selama ini dijadikan akses para pemandu wisata saat mengantar wisatawannya untuk menikmati pariwisata yang ada di Kintamani,” ungkap Suratnata diamini jajaran pengelola lainnya.

Disampaikan, penambahan loket ini kembali dilakukan atas hasil pencapaian penarikan retribusi yang dilakukan tahun 2019 yang melampaui target. Dimana dari empat loket yang ada sebelumnya, setelah dilakukan penambahan empat loket baru, hasil penarikan retribusi yang dicapai naik hingga mencapai 100 persen lebih. “Setelah ada delapan loket itu. Kami juga berlakukan penarikan pada dini hari, dari pukul 01.30 wita sampai pukul 06.30 wita. Hasilnya, meski awalnya sempat banyak menemukan kendala dibawah. Belakangan peningkatan pendapatan retribusi yang kita hasilkan mengalami kenaikan yang cukup signifikan,” bebernya.

Disebutkan, sejak penarikan dini hari itu  dilakukan dalam kondisi normal, mampu meraup retribusi Rp 15 hingga Rp 18 juta per hari. Sedangkan jika sedang masa wisatawan memasuki liburan, seperti Juli-Agustus, kenaikannya mencapai Rp 22 hingga Rp 24 juta per hari.  Berkat penambahan loket ini pula, pencapaian penarikan retribusi di obyek wisata Kintamani tahun 2019 lalu melampaui target. Dimana dari target awal Rp 20 miliar, realisasinya mencapai Rp 26 miliar. Sedangkan untuk target tahun 2020 pihaknya optimis bisa mencapai Rp 35 miliar. “Sementara jika pembangunan tambahan empat pos tiket yang baru bisa direalisasikan tahun 2021, kita optimis juga bisa meningkatkan pendapatan dari retribusi sekitar 40 persen dari peningkatan target tahun lalu,” jelasnya. Dengan kata lain, peningkatan pendapatan yang kemungkinan bisa diraup mencapai Rp 6 miliar per tahun.  

Hanya saja, diakui, untuk rencana penambahan loket ini tentu saja juga akan dibarengi dengan penambahan petugas. Apalagi mereka harus bertugas malam hingga subuh. Dikatakan, untuk satu loket diperlukan minimal tujuh petugas. Rinciannya, empat orang sebagai petugas loket, dan tiga orang petugas keamanan (security). “Petugas loket harus lebih dari dua orang, supaya antrean kendaraan tak begitu panjang. Hal ini juga mencegah terjadinya kemacetan terutama di jalan nasional ini,” tegasnya. Dengan demikian, pihaknya juga mengaku masih memerlukan total petugas baru sebanyak 80 sampai 100 orang lagi, termasuk untuk petugas kebersihan disejumlah titik dikawasan geopark Batur. ard/sar


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER