Tingkatkan Kompetensi, Guru PAUD Se-Bangli Digembleng Peningkatan Kapasitas Implementasi K 2013

  • 31 Oktober 2019
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2229 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com –Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud) bekerjasama dengan Himpunan Wanita Karya (HWK) Kabupaten Bangli menggelar Pelatihan Peningkatan Kapasitas Implementasi Kurikulum 2013 PAUD. Pelatihan yang dilaksanakan mulai tanggal 30 Oktober-01 November 2019, dilaksanakan di Aula Gedung Karya Dinamis, jl. Brigjend Ngurah Rai, No.72. Pesertanya terdiri dari 80 Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Kabupaten Bangli. Dalam pelatihan tersebut, mereka digembleng selama tiga hari dan diberikan berbagai metode pengajaran agar dalam penyelenggaraan PAUD tidak terjadi kesalahan dalam mendidik anak usia dini.

Sedangkan narasumber yang dihadirkan saat itu, lima orang dari Kemendikbud RI dan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli, Nyoman Suteja yang memaparkan arah kebijakan PAUD di Bangli sekaligus membuka pelatihan tersebut.

Penyelenggara Pelatihan Peningkatan Kapasitas Implementasi Kurikulum 2013 PAUD, Dra. Ni Rai Swaniti saat ditemui Kamis (31/10) memaparkan pelatihan yang menyasar para guru PAUD ini bertujuan meningkatkan dan memberikan pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan bagi para guru PAUD dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 di sekolah atau lembaga PAUD yang dikelolanya. Sebab, diakui atau tidak, masih banyak guru PAUD yang belum mendapatkan pemahaman Kurikulum 2013 PAUD sesuai standar nasional. “Oleh karena itu, pelatihan ini salah satu tujuannya untuk menyamakan arah dan kesepahaman tentang implementasi kurikulum 2013 di PAUD agar berstandar nasional,” ungkap Rai Swaniti yang juga Ketua HWK Kabupaten Bangli.

Selain itu, kata Rai Swaniti, sekarang jamannya kompetensi. Yang mana kedepan kompetensi itu, merupakan suatu prasyarat bagi para guru PAUD dalam hal bisa mengajar dimasing-masing sekolahnya. “Jadi dalam pelatihan ini, para guru PAUD diberikan standar-standar dan SOP dari Kementrian agar penerapan kurikulum 2013 bisa searah,” jelasnya. Karena itu, para peserta guru PAUD diakui sangat antusias mendapat pelatihan tersebut. Terlebih, usai pelatihan para peserta akan mendapatkan sertifikat bukti kompetensi yang bisa dipergunakan untuk meningkatkan karier. 

Disampaikan selama kegiatan berlangsung narasumber menggunakan beragam metode dalam penerapan kurikulum 2013 PAUD yang mengajak guru lebih aktif dan terlibat sehingga potensi dan semangat mendidik tergali. Dalam hal ini, proses pembelajaran anak usia dini, yang diutamakan si anak harus happy. Utamanya bermain sambil belajar. “Anak-anak jangan dibebani catulis. Anak-anak mesti diajarkan bersikap jujur, menghargai orang lain dan kalau berbuat kesalahan agar diajarkan cara minta maaf untuk membentuk mental mereka,” bebernya. Sebab, pelatihan ini diharapkan pula bisa meningkatkan kualitas guru PAUD agar lebih kreatif dalam pemberian Pendidikan anak usia dini sehingga memberi ruang pada anak untuk mengembangkan potensi dan bakatnya.  

Saat itu, metode yang digunakan berupa dialog, diskusi/kerja kelompok, pengamatan, praktek/micro teaching, games dan bermain sambil belajar. Kegiatan berlangsung dinamis, active learning/praktik dan menantang kemampuan peserta. Sedangkan untuk program materi meliputi sosial teknologi untuk anak usia dini, matematika, bahasa, sains pada anak usia dini, perencanaan dan penilaian pembelajaran untuk anak usia dini yang diberikan langsung oleh tim Direktorat Pembinaan PAUD Kemendikbud.

Sementara Ketua Ikatan Guru TK Indonesia  (IKTKI) PGRI Kabupaten Bangli Ni Made Sri Nugraha Astuti, pada kesempatan itu mengakui dalam pelatihan ini ada metode baru yang diajarkan oleh para narasumber. “Salah satu metode yang diberikan, bagaimana membuat guru lebih kreatif dalam memberikan proses pembelajaran kepada anak usia dini. Ini model pembelajaran baru yang wajib kita tahu,” jelasnya.  Disampaikan, untuk PAUD tidak lagi ada LKS, buku-buku dan paksaan kepada anak untuk diajarkan baca tulis hitung (Calistung). “Tapi pembelajaran yang diberikan melalui metode permainan. Anak usia dini tidak wajib belajar baca, tulis hitung tapi lebih banyak bermain sambil belajar,” sebutnya. Semisal, bermain dengan memanfaatkan barang-barang yang terbuang untuk bisa didaur ulang agar jadi lebih bermanfaat. Diharapkan dengan cara tersebut, anak-anak usia dini selain bisa menghargai lingkungan juga bisa menumbuhkan jiwa kreativitas dan kemandirian pada si anak.ard/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER