Sandang Daerah Produsen Pangan, Bupati Bangli Tetap Komit Jaga Inflasi

  • 30 Oktober 2019
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 1756 Pengunjung
istimewa

Bangli, suaradewata.com -Meskipun berstatus sebagai daerah produsen pangan, khususnya tanaman holtikultura, Pemerintah Kabupaten Bangli sangat berkomitmen menjaga inflasi di Provinsi Bali. Hal ini disampaikan Bupati Made Gianyar saat memimpin High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Bangli di ruang Krisna, Kantor Bupati Bangli, Rabu (30/10). Rapat ini juga dihadiri oleh Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bali Trisno Nugroho, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bangli I Made Antara Yasa dan tim TPID Kabupaten Bangli.

Lebih lanjut Bupati Made Gianyar mengatakan, Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunya nilai mata uang secara kontinue. Ia menjelaskan, pemicu utama dari inflasi adalah adanya produsen dan konsumen. “Ketika produksi tinggi, permintaan rendah, harga pasar pasti murah. Namun sebaliknya, ketika produksi rendah, sedangkan permintaan tinggi, harga pasar pasti tinggi, ”jelasnya.

Untuk menjaga inflasi, sambung dia, tugas pemerintah adalah menstabilkan harga antara produsen dan konsumen. Meskipun sebagai daerah produsen, khususnya pangan holtikultura seperti bawang, cabai, tomat dan sayur, Pemerintah Kabupaten Bangli sangat komitmen menjaga stabilitas harga untuk menekan inflasi di Kabupaten Bangli. “Kalau boleh jujur, sebagai daerah produsen, kita ingin harga pangan tinggi. Namun Pemkab Bangli memiliki komitmen untuk menjaga inflasi. Harga tidak terlalu tinggi, tidak terlalu rendah, tetapi petani tetap bisa untung, ”terangnya.

Ia juga mengatakan, ketika petani untung, tentu mereka bisa menyisihkan keuntungannya untuk ditabung. Setelah punya tabungan, mereka bisa membuat bisnis dan bisa berinvestasi. Terkait dengan usulan membangun Controlled Atmosphere Storage (CAS) atau teknologi pengkondisian atmosfer pada ruang penyimpanan komoditas hortikultura (buah dan sayuran), Bupati Made Gianyar mengaku ingin segera mewujudkan ini.

Menurutnya, keberadaan CAS sangat penting bagi Bangli, terutama saat over produksi atau panen raya. “Kita ingin CAS ini menjadi salah satu bentuk bisnis dari Perusahaan Daerah (Perusda) Pertanian yang kita miliki, “terangnya. Pada kesempatan itu, Bupati Made Gianyar juga meminta agar pihak BI bisa memfasilitasi kerjasama antara Perusda Pertanian Pemkab Bangli dengan Perusda Konsumen yang ada di Jakarta. “Saya minta bantuan BI, agar bisa memfasilitasi Direktur Perusda Bangli dengan Direktur Perusda Konsumen di Jakarta agar bisa menjalin kerjasama. “Kalau sudah dibangun kerjasama, tentu saat disini ada produksi, bisa disalurkan langsung melalu Perusda. Ini akan jauh lebih efektif, “ucapnya.

Bupati Made Gianyar juga mengatakan, jika kerjasama antar Perusda ini sudah bisa terjalin dengan baik, saat ini ia hanya ingin berfokus untuk pemasaran hasil pertanian holtikultura. “Kalau kerjasama suda terjalin, kita ingin masuk di holtikultura, seperti sayur, bawang, tomat dan sebagainya, sesuai dengan potensi kita, “terangnya.

Sementara itu, Kepala BI Perwakilan Bali Trisno Nugroho mengatakan, sebagai daerah yang sudah memiliki prestasi dalam mengatasi inflasi, ia ingin kedepan Bangli tetap menjadi kabupaten berprestasi dalam penanganan inflasi. Tidak saja menjadi finalis tetapi bisa menjadi yang terbaik. Menurutnya, selama ini secara umum penanganan inflasi di Bali  sudah sangat baik. Output dan outcomenya baik, hanya saja yang masih kurang adalah proses terutama action plane. Oleh karenanya, ia mengingatkan agar kedepan administrasi atau prosesnya bisa lebih diperbaiki lagi. Dengan begitu, sangat besar peluang TPID diwilayah Bali menjadi berprestasi bahkan menjadi yang terbaik di kawasan Jawa-Bali. “Selama ini output dan outcame TPID di Bali sudah sangat baik. Mungkin yang masih perlu ditingkatkan proses administrasinya, “pungkasnya.ard/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER