Toya Devasya Gelar Peringatan Hari Sumpah Pemuda Bersama Puluhan Atlit, Ini Penyebabnya

  • 28 Oktober 2019
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 1946 Pengunjung
istimewa

Bangli, suaradewata.com -Keluarga besar Toya Devasya Natural Hot Spring di Kintamani, Bangli  turut melaksanakan upacara bendera memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-91/ Senin (28/10). Menariknya, selain melibatkan ratusan karyawan setempat, upacara yang dipimpin oleh GM Toya Devasya yang juga Mantan Dirut PT POS Indonesia, DR. I Ketut Mardjana turut melibatkan puluhan atlet di Bangli. Sebab, selama ini usaha yang bergerak dibidang pariwisata yang berada di kaki Gunung Batur ini,  memang sangat komit terhadap peningkatan prestasi generasi muda khususnya dalam bidang olahraga ditengah minimnya perhatian yang diberikan Pemkab Bangli.

Sesuai pantauan, upacara pengibaran bendera memperingati hari Sumpah Pemuda mulai dilaksanakan sekitar pukul 07.30 wita dipusatkan di areal Hiker’s Camp Toya Devasya. Peserta upacara terdiri dari keluarga besar Toya Devasya bersama ratusan karyawan dan puluhan atlit dari berbagai perhimpunan cabang olah raga seperti atletik, karate hingga renang.  Pelaksanannya sendiri, berjalan lancar dan khidmat.  

DR. Ketut Mardjana selaku Pembina Upacara dalam amanatnya, mengatakan pelaksanaan upacara Sumpah Pemuda tahun 2019 mengambil tema ‘bersatu kita maju’. Tema ini diambil untuk menegaskan kembali, yang telah dibangun oleh para pemuda yang diikrarkan pada tahun 1928. “Bahwa hanya dengan persatuan dan kesatuan kita dapat mewujudkan cita-cita bangsa,” ungkapnya. Selain itu, menurut Mardjana yang belakangan namanya turut digadang-gadang bisa masuk dalam bursa Cabup Bangli tahun 2020 ini, tema Bersatu kita maju sesungguhnya juga diperuntukkan untuk seluruh elemen bangsa. Tetapi bagi pemuda, menjadi keharusan karena ditangan pemuda lah Indonesia bisa lebih maju.

Kegiatan seperti peringatan hari-hari besar Kemerdekaan, sejatinya juga sudah sering dilakukan keluarga besar Toya Devasya. Dalam peringatan Sumpah Pemuda ini, ditekankan kepada para pemuda dalam menyikapi pesatnya perkembangan teknologi informasi ibarat dua mata pisau. Disatu sisi bisa memberikan jaminan kecepatan informasi sehingga memungkinan para generasi muda meningkatkan kapasitas pengetahuan dalam mengembangkan sumber daya saing. Namun disisi lain, perkembangan ini juga membawa dampak negative. Informasi yang bersifat destruktif mulai dari pornografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme juga masuk dengan mudahnya.  “Dalam hal ini, pemuda harus bisa membendung dengan filter ilmu pengetahuan dan karakter positif dalam berbangsa dan bernegara,” pintanya.

Untuk mewujudkan pemuda yang tangguh, lanjut Mardjana, pemuda harus memiliki karakter moral dan karakter kerja, disiplin, jujur, bertanggungjawab, kerja keras dan kerja cerdas, kerja iklas dan tuntas. Pemuda juga harus memiliki kapasitas intelektual dan skill kepemimpinan, kewirausahan dan kepeloporan yang mumpuni serta memiliki inovasi agar mampu berperan aktif dalam kancah internasional. “Kemajuan tidak akan pernah tercapai dalam arti yang sesungguhnya, kalau masa depan itu hanya dipandang sekedar sebagai proses lanjut dari masa kini yang akan tiba dengan sendirinya,” ungkapnya.

Karena itu, sebagai bentuk dukungan Toya Devasya kepada para pemuda di Kabupaten Bangli, selama ini telah rutin memberikan bantuan diberbagai bidang. Salah satunya, dibidang olah raga, mulai dari penyedian sarana dan fasilitas penunjang maupun dana pembinaan. Hal ini diakui Ketua Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Kabupaten Bangli, I Wayan Mantik disela-sela mengikuti upacara peringatan hari Sumpah Pemuda di Toya Devasya. “Sebagai orang Bangli saya prihatin, belakangan ini kucuran bantuan pemerintah untuk pembinaan olah raga boleh saya katakan tidak ada. Tahun 2018, sama sekali tidak ada dana pembinaan olahraga kaitannya dengan rencana kita mengikuti Porprov. Beruntung semangat para atlit sangat luar biasa, meski tanpa pendanaan dari Pemerintah,” jelasnya.

Karena itu, berbagai upaya dia lakukan. Kata dia, beruntung ada bantuan yang diberikan oleh Made Mardjana selaku pemilik Toya Devasya, sehingga kekurangan dana tersebut bisa diminimalkan. “Karena itu, peringatan Sumpah Pemuda para atlit ini dipusatkan di Toya Devasya karena selama ini yang memberikan fasilitas untuk memajukan atlit Bangli. Dengan moment sumpah pemuda ini, kita harapkan juga akan semakin menumbuhkan disiplin dan kerja keras untuk bisa meningkatkan prestasi,” tegasnya.

Karena itu, kedepan pihaknya bahkan menargetkan bisa menjadi juara umum di kancah Porprov Bali. Sebab, dalam Porprov lalu, Forki Bangli yang mewadahi dua perguruan karate ini, hanya bisa menjadi juara umum III, setelah Singaraja dan Badung. Disebutkan, meski dalam keterbatasan anggaran pembinaan, nyatanya dalam Porprov Bali baru-baru ini, tim Karate Bangli telah mampu menyumbangkan 3 emas, 2 perak dan 7 perunggu. “Dalam kaitannya itu, kita ingin menggugah para atlit untuk lebih keras berlatih. Sebab dengan latihan, prestasi itu bisa diraih. Astungkara juga, 2 atlit Forki Bangli dalam waktu dekat ini juga akan mewakili Bali dalam Pra PON di Jakarta,” sebutnya.

Terlebih tahun 2020, dipastikan, Toya Devasya akan memberikan dana pembinaan juga. “Sedangkan perhatian dari pemerintah sangat minim. Maka itu lah, saya mengharapkan Bupati Bangli kedepan bisa lebih serius memberikan perhatian terhadap dunia olah raga. Sebab, dengan olahraga kita bisa meningkatkan persatuan dan kesatuan, meningkatkan prestasi dan membawa nama baik daerah,” tegasnya.  

Hal yang sama juga disampaikan Ketua Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Kabupaten Bangli, Putu Astiti Saraswati. Anak dari pemilik Toya Devasya ini, menyatakan pihaknya sengaja mengumpulkan para atlit sekaligus diberikan fasilitas bermalam di Camp Toya Devasya serangkaian peringatan Sumpah Pemuda, selain sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras para atlit selama ini. Juga merupakan bentuk motivasi agar para atlit tetap disiplin dan latihan keras untuk bisa meningkatkan prestasi. “Kita ambil semangat Sumpah Pemuda, karena generasi muda ini sebagai ujung tombak pembangunan dan perubahan. Atlit dalam hal ini sudah dibekali modal membangun jiwa sportivitas dan kedisiplinan yang tidak hanya berlaku saat masih jadi atlit melainkan bisa seterusnya dibawa dalam hidup,” ungkapnya.

Sebab menurutnya, bakat itu kadang bisa dikalahkan oleh kerja keras. “Bagaimana kita terus membangun motivasi dalam diri, untuk terus berlatih dan berupaya menjadi lebih baik terlepas dari kendala yang ada,” sebutnya. Target kedepan, kata dia, tentunya berharap atlit Bangli terus berpretasi. Sebab, Bangli ini terkenal dengan pencetak atlit. Hanya saja, selama ini banyak dibajak oleh kabupaten lain.

Dicontohkan seperti dalam Poprov lalu, salah satu atlit lembar lembing asal Bangli justru membela Kota Denpasar dan berhasil menyabet emas. “Selain itu, ada lagi beberapa atlit lain yang dibajak kabupaten lain. Penyebabnya, karena fasilitas yang diberikan kabupaten lain lebih baik dari kita. Untuk itu, kita berharap Pemkab Bangli bisa lebih memperhatikan atlit-atlit ini supaya bisa bertahan untuk membela dan mengharumkan nama Bangli,” tegasnya.  

Diakhir acara, seluruh karyawan bersama para atlit diajak melakukan senam aerobik untuk terus menggelorakan semangat generasi muda dalam memasyarakatkan olahraga serta mengolahragakan masyarakat dengan harapan prestasi para atlit Bangli bisa terus meningkat.ard/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER