Berdayakan Masyarakat Desa Melalui PKK, Upaya Menurunkan Angka Stunting di Buleleng

  • 18 Oktober 2019
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1881 Pengunjung
Bimtek Pendidikan Keluarga Dalam Rangka Penurunan Angka Stunting di Buleleng

Buleleng, suaradewata.com - Angka anak-anak yang mengalami stunting di Kabupaten Buleleng dalam lima tahun ke belakang menurun. Pemkab Buleleng terus berupaya untuk menurunkan angka stunting, dengan cara pemberdayaan masyarakat desa melalui anggota PKK masing-masing desa.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Buleleng, Ny. Ayu Wardhany Sutjidra saat ditemui usai menjadi pemateri dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Pendidikan Keluarga Dalam Rangka Penurunan Angka Stunting yang diselenggarakan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng , pada Kamis (17/10/2019) di Gedung Wanita Laksmi Graha.

Menurut Ayu Wardhany Sutjidra, PKK memiliki 10 program pokok yang dibagi ke dalam empat kelompok kerja (pokja). Dalam empat pokja tersebut ada pokja yang mengurus tentang kesehatan. Kpasitas kader PKK terkait kesehatan khususnya stunting telah diberikan dalam bentuk transfer pengetahuan.

Selain itu, pemberdayaan masyarakat juga dilakukan melalui pelatihan pengetahuan tentang pola asuh anak. "Kami berupaya mencegah stunting ataupun mencegah gangguan kesehatan lainnya, dengan penghasilan keluarga yang meningkat juga mempengaruhi gizi anak-anak yang semakin terjaga," kata Ayu Wardhany Sutjidra.

Khusus untuk di Buleleng, pendekatan-pendekatan kepada masyarakat terus dilakukan agar tidak terjadi stunting lagi di Buleleng. "Kader sangat berperan disini untuk mentransfer ilmunya kepada masyarakat agar tidak ada lagi stunting di Buleleng," ujar Ayu Wardhany Sutjidra.

Salah satu pemateri yang juga Kepala Seksi (Kasi) Pendampingan Pembelajaran Orangtua, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Suradi menegaskan, Bimtek ini bertujuan untuk dapat meningkatkan pengetahuan tentang pola asuh anak. Utamanya pada saat 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). "Pola asuh pada 1000 HPK ini akan membentuk intelektual anak-anak pada masa yang akan datang," ungkap Suradi.

Suradi menambahkan, selain untuk pengetahuan pola asuh di 1000 HPK, Nimtek ini sebagai pendidikan khusus bagi para orangtua karena selama ini tidak ada pendidikan khusus bagi orangtua mengenai pola pengasuhan. "Dari Kemendikbud RI membuat modul pengasuhan inu hamil, cara menangani anak menyusui 0-12 bulan, dan 13-24 bulan. Implementasinya di desa seluruh Indonesia dan pelaksanaannya ada pembagian tugas antar lembaga," ucap Suradi.

Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Buleleng, Gede Suyasa menjelaskan, permasalahan stunting bukan hanya menjadi domain Dinas Kesehatan saja, melainkan juga menjadi domain dinas-dinas lain termasuk pemerintah desa. "Ini harus dilakukan dengan program-program yang ada di desa melalui kondisi riil masyarakat. Di dinas-dinas juga dipertimbangkan untuk ada tim penanganan stunting lintas sektoral," tandas Suyasa. Rik/sar


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER