GPS sebagai Speaker di Acara Sosialisasi 4 Konsensus Dasar Bernegara

  • 21 Januari 2019
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 2325 Pengunjung
suaradewata

Denpasar, suaradewata.com- Denpasar Institute dan Denpasar Hotel School menggelar Sosialisasi 4 (Empat) Konsensus Dasar Bernegara. Pada acara yang menghadirkan keynote speaker senator DPD RI, Bapak Gede Pasek Suardika, S.H.,M.H ini mengundang para guru BK (Bimbingan dan Konseling) dan para pengurus OSIS SMA/SMK di Bali. Acara sosialisasi yang dilaksanakan di aula SMK Bali Medika Denpasar ini juga menghadirkan narasumber yakni: Psikolog yang juga staf pengajar pada Program Studi Psikologi Universitas Udayana, Komang Rahayu Indrawati, S.Psi.,M.Psi. yang membawakan materi tentang “Peran Nilai Pancasila & Hubungan Multi Generasi di Era Revolusi Industri 4.0”. Sedangkan narasumber berikutnya adalah Dr. I Nengah Laba, S.Pd.,M.Hum, CHE., yang menyajikan materi tentang:’Pendidikan Vokasi Berbasis Pancasila”. Acara yang dipandu oleh moderator I Made Dwija Suastana, S.H.,M.H berlangsung menarik, terlebih Senator Gede Pasek Suardika yang akrab dipanggil GPS ini mengajak peserta untuk melakukan beberapa games dialogis. Senin (21/01/2019).

Dalam keynote speaking-nya, Gede Pasek Suardika yang juga Ketua Panitia Urusan Legislasi Daerah DPD RI ini mengungkapkan fakta bahwa kompetisi dunia pendidikan saat ini begitu ketat. “ Di tingkat ASEAN saja sudah demikian ketat,contoh Malaysia, dulu Malaysia belajar ke Indonesia sekarang, banyak lulusan kita (Indonesia) yang belajar dan bekerja disana”, ungkapnya. Kehadiran para guru BK dan pengurus SMA/SMK sangat diapresiasi oleh senator yang dikenal vokal ini. Dia berharap momen ini digunakan sebagai ajang sinergitas antar disiplin ilmu dalam memajukan kompetensi lulusan SMA/SMK. Peran guru BK dalam menggenjot mental para siswa sangat penting. “ Saat ini bangsa kita sering ribut hanya karena hal-hal yang sepele, namun secara mental kita lemah, kita harus keluar dan men-transformasi diri dengan memiliki mental yang kuat”, tandasnya. Untuk itu, Gede Pasek Suardika menambahkan, Guru BK mempunyai peran yang sangat vital dalam membangun ketahanan mental para siswa-nya dengan pendekatan humanis yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila.

Psikolog Komang Rahayu Indrawati, S.Psi.M.Psi., menyampaikan bahwa nilai-nilai Pancasila memiliki relevansi yang kuat terhadap perkembangan alih generasi saat ini. Dia mencontohkan dalam hal pemufakatan yang diatur dalam sila ke-4 Pancasila. “Bagaimana anak-anak zaman now mampu mengemukakan pendapat dengan baik kepada orang tua, menyampaikan pendapat di media sosial, dan dengan sebaya-nya”, tegas Komang Rahayu Indrawati. Lebih lanjut Dosen Unud ini menambahkan, bahwa para guru BK saat ini menghadapi anak-anak zaman now yang penanganannya tentu berbeda pula. Menghadapi generasi Z ini, para guru BK harus lebih menekankan pendekatan konsultatif. “Kita harus lebih mendengarkan mereka” sambung Komang Rahayu Indrawati. Narasumber yang juga akademisi pendidikan Vokasi Dr. I Nengah Laba menyampaikan beberapa data penting terkait pentingnya penanaman nilai-nilai Pancasila dalam keseharian para siswa SMA/SMK. Menurutnya, tantangan disrupsi teknologi informasi dan revolusi Industri 4.0 ini harus dibarengi dengan kesiapan mental para siswa. Menurut data Kementrian Pendidikan, saat ini jumlah lulusan SMA/SMK masih cukup besar yakni sekitar 60 % yang menjadi angkatan kerja produktif. “Ini kalau tidak di manage dengan baik dalam penyiapan keterampilan dan mental mereka, kita akan mengalami peningkatan pengangguran”, ujarnya. Menurut pendiri Denpasar Hotel School ini, saat ini serbuan pencari kerja ke Indonesia bukan saja dari dalam negeri, namun, era revolusi industri memungkinkan pencari kerja lintas negara dengan prosedur yang tidak rumit.” Kalau adik-adik para siswa tidak menyiapkan diri, belajar bahasa Inggris, melatih diri dibidang keterampilan masing-masing, dikhawatirkan, generasi Z akan menjadi lost generation”, tambah Doktor lulusan Jerman ini. Pada bagian yang sama, Gede Pasek Suardika yang juga membidangi Komite Pendidikan di DPD RI menambahkan bahwa generasi muda Bali wajib hukumnya menguasai bahasa Inggris dan bidang-bidang keterampilan sesuai minat dan bakatnya. “Kurikulum yang ada sekarang belum 100% menjawab tantangan kependidikan kita di masa depan, untuk mensiasati hal ini, generasi muda harus siapkan diri secara skill dan mental untuk mampu menghadapi persaingan di era disrupsi teknologi dan informasi saat ini”, pungkas Gede Pasek Suardika. Acara Sosialisasi ini ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada narasumber oleh Gede Pasek Suardika selaku Anggota DPD/MPR RI. rls/sar


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER