Bupati Mas Sumatri Saksikan Pewintenan Siswa SMP SMA SMK se-Kabupaten Karangasem

  • 13 Juli 2018
  • 00:00 WITA
  • Karangasem
  • Dibaca: 2337 Pengunjung
suaradewata

Karangasem, suaradewata.com- Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri menghadiri dan menyaksikan langsung ribuan siswa baru SMP,  SMA  dan SMK se-Kabupaten Karangasem, menjalani prosesi pewintenan Sisya Upanayana, Jumat (13/7/2018) pagi, di Taman Budaya Candra Buana. Upacara Sisya Upanayana atau pawintenan massal ini dipuput oleh sembilan orang sulinggih diantaraya Ida Pedanda diantaranya, Pedanda Gede Darma Putra Manuaba dari Gria Kecicang, Ida pedanda Gede Putu Cau, dari Gria Cau Banuarta Karangasem dan Pedanda Gede Wayan Demung dari Geria Demung Budakeling.

Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri mengatakan,  pelaksanaan Sisya Upanayana bagi siswa baru dilandasi oleh nilai ajaran agama Hindu, bahwa memulai mempelajari sesuatu yang baru wajib mohon restu kepada Hyang Widhi agar senantiasa dituntun diberikan petunjuk  belajar dengan baik dan apa yang kita pelajari bermanfaat bagi hidup serta  kehidupan. “Untuk itu yang menjadi landasan  bagi pelajar adalah niat dan tata krama yang baik. Sebab ilmu pengetahuan ibarat pisau bermata dua. Bisa jadi bermanfaat ketika berada pada orang yang baik, bahkan sebaliknya  bisa menghancurkan keberadaban manusia bila berada pada orang yang jahat,” tandasnya. Pelaksanaan Sisya Upanayana dilandasi oleh keinginan agar ilmu pengetahuan berada pada orang orang yang Sadhubudhi, anak-anak cerdas yang santun, agar kelak ilmu pengetahuan dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia menuju insan yang cerdas dan bermartabat. 

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karangasem I Gusti Ngurah Kartika menyebutkan, yang hadir ke Taman Budaya Candrabuana sebanyak 2020 orang perwakilan siswa baru SMP,  SMA  dan SMK. Sementara siswa lainnya, melaksanakan pewintenan di sekolahnya masing-masing. Jumlah siswa baru tahun pelajaran 2018/2019 diantaranya SMP 7036 orang, SMA  3279 orang, SMK 2208 orang. Pawintenan kepada siswa baru dikenal dengan nama Sisya Upanayana yang biasanya dilakukan setelah mengikuti masa orientasi pengenalan sekolah.

“Upacara Sisya Upanayana adalah penobatan/penyucian, dimulainya calon siswa menjadi siswa. Prosesi ini ditandai dengan natab banten agar siswa siap menerima ilmu pengetahuan yang lebih dikenal dengan pawintenan Saraswati. Kegiatan Sisya Upanayana tidak hanya diikuti oleh siswa saja tapi termasuk gurunya agar keduanya siap belajar dan mengajar,” tegasnya.

Gusti Ngurah Kartika mengatakan,simbolisasi Sisya Upanayana dilakukan dengan memberikan karawista kepada murid sebagai simbol penajaman pikiran dan juga diberikan benang upawita sebagai simbol meninggalkan sifat buruk yaitu benang warna merah dan benang warna putih untuk menumbuhkan sifat baik dan kedewataan dalam diri. Upacara pawintenan Sisya Upanayana secara simbolis memiliki dua tujuan yaitu untuk membersihkan dan mempertajam pikiran. Pertama, dengan pikiran yang tajam siswa akan mampu kebih cepat menyerap ilmu pengetahuan atau proses aguron-guron di sekolah. Kedua,untuk memperhalus budi pekerti, berbicara sopan dan berprilaku yang baik. Sehingga dengan Sisya Upanayana diharapkan siswa akan memiliki kecerdasan Intelektual, Sosial, Spiritual dan kecerdasan Emosional sehingga menjadi teladan bagi masyarakat.

Sementara itu, Ketua Parisadha Pusat Wisnu Bawa Tanaya menambahkan, upacara ini adalah untuk membersihkan Tri Kaya Parisuda sehingga proses belajar dan mengajar belajar dengan lancar. Dengan kondisi kekinian maka harus didasari iman dan takwa, harus menyerahhkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa,  sehingga ilmu keterampila dan etika bisa di gunakan dengan baik, inilah yang menjadi PR bagi pemerintah untuk menciptakan generasi yang cerdas yang mempunyai karakter yang bagus sehingga kebahagiaan lahir dan batin bisa tercapai.

"Kita akan aplikasikan darma negara dan darma agamanya ke masyarakat agar menjadi generasi yang bagus, semoga tuhan selalu menuntun umatnya ke jalan yang baik," ucapnya. nov/rls/Adv/rat

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER