Senderan Jebol dan Pohon Tumbang Akibat Hujan Deras

  • 24 Januari 2018
  • 00:00 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 2822 Pengunjung
suaradewata.com

Gianyar, suaradewata.comHujan deras yang mengguyur sepanjang malam menyebabkan sebuah senderan jebol menimpa penyengker sanggah dan bale dangin milik Ketut Wijana Sangging di Banjar Dlodtangluk, Desa/Kecamatan Sukawati, Rabu (24/1). Sementara itu, pohon tumbang juga terjadi di area Pura Ratu Bajang, Desa Lebih Beten Kelod, Gianyar.

Ni Ketut Suarni (69) mengatakan jebolnya senderan awalnya dikira gempa. “Jebolnya sekitar jam 2 dini hari. Pas hujan, saya kira ada gempa. Dengar suara mebriug (gemuruh,red),” ungkapnya.

Akibat tertimpa bebatuan, penyengker sanggah dan rumahnya rusak parah sepanjang kurang lebih 16 meter. “Sanggah kemulan kena bagian belakang. Untung atasnya tidak runtuh. Bale dangin juga kena sedikit bagian utara,” jelasnya.

Kerugian akibat bencana ini ditaksir mencapai Rp 250 juta. “Mudah-mudahan bisa cepat bisa diperbaiki. Karena Pagerwesi ini mau ada upacara,” ungkapnya.

Dijelaskan, senderan yang jebol tersebut milik tetangganya I Komang Putrawan (40). “Itu isinya tegalan. Mungkin saking derasnya hujan airnya kebanyakan. Jadinya jebol,” terangnya.

Anggota TRC BPBD Kabupaten Gianyar beserta armada dan perlengkapan yang mendapatkan laporan, segera melakukan evakuasi di lokasi kejadian. Sekitar pukul 12.20  WITA, material longsor sudah dapat dinaikan dan saluran irigasi menjadi lancar.

Sementara itu, sebuah pohon besar jenis amplas (kresek) dengan tinggi kurang lebih 20 meter dan diameter 0,8 meter, tumbang dan menyebabkan terblokirnya jembatan penyebrangan menuju Pura Ratu Bajang yang termasuk ke dalam situs cagar budaya di Desa Lebih Beten Kelod, Gianyar, Rabu (24/1). Tidak hanya menutup jalan, pondasi bagian depan pura ikut jebol dan juga merusak besi pengaman jembatan.

Mangku Nyoman Cakra (47) pemangku Pura Ratu Bajang mengungkapkan, kejadian pohon tumbang diketahui oleh warga pada Rabu (24/1) dini hari. Tiga minggu sebelumnya, pohon jenis yang sama terletak sebelah utara juga tumbang. Dan untuk mengamankan area pura yang dijadikan situs cagar budaya ini, satu pohon besar diantara kedua pohon tumbang, telah potong hingga ke akar. “Depan Pura Ratu Bajang ada 3 pohon besar, 3 minggu yang lalu pohon sebelah utara tumbang pertama kali, kemudian pohon sebelah selatan. Untuk amannya, kami berinisiatif memotong satu pohon yang di tengah – tengah,” katanya.

Pura Ratu Bajang sendiri sempat diteliti oleh Badan Pelestarian Cagar Budaya, karena ditemukan arca yang diperkirakan sudah berusia ratusan tahun. Pada tahun 1976, Pura Ratu Bajang akhirnya masuk dalam situs purbakala, namun menurut Mangku Cakra, selama ini perhatian pemerintah terhadap pura yang diemong oleh 22 KK dadia Pasek Gelgel ini sangat kurang. “semua biaya pembangunan di pura termasuk jembatan menuju pura kami dapatkan melalui urunan dan sumbangan dari warga desa Lebih Beten Kelod,” ujarnya.

Dia pun berharap, dengan kejadian bencana alam ini, pemerintah bisa memberikan keringan untuk merenovasi pura. “Kami disini sangat berharap bantuan pemerintah, karena pura ini termasuk situs cagar budaya yang diakui,” harapnya. gus/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER