Sudikerta Disarankan Tak Buru-buru Minta Penetapan Cagub

  • 19 Maret 2017
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3340 Pengunjung
istimewa

Denpasar, suaradewata.com - Wakil Sekjend DPP Partai Golkar Melki Laka Lena, menyarankan Ketut Sudikerta, agar tak buru-buru meminta untuk segera ditetapkan sebagai calon gubernur (Cagub) Bali. Pasalnya, tahapan pendaftaran peserta Pilgub Bali baru akan dilaksanakan pada Januari 2018 mendatang.

"Agak aneh juga kalau Pak Sudikerta bersama timnya, meminta agar penetapan calon gubernur segera dilakukan oleh DPP Partai Golkar," kata Laka Lena, saat dikonfirmasi melalui saluran telepon, Minggu (19/3).

Menurut dia, daripada minta penetapan dini sebagai Cagub, ada baiknya Sudikerta ataupun kader lainnya yang ingin bertarung di Pilgub Bali 2018, memanfaatkan waktu yang ada untuk lebih banyak turun menyosialisasikan diri ke tengah-tengah masyarakat. Hal itu penting, karena percuma juga dilakukan penetapan saat ini, sementara Partai Golkar masih melakukan survei dan evaluasi terkait pencalonan hingga Desember mendatang.

"Survei itu bisa dilakukan sampai Bulan Desember. Karena itu, kita anjurkan jangan buru-buru minta penetapan sebagai calon gubernur sekarang. Lebih baik perbanyak waktu untuk hadir di tengah-tengah masyarakat," saran Laka Lena.

Ia menjelaskan, kalau pun harus dilakukan penetapan Cagub saat ini, maka hal tersebut bukan berarti sudah final. Pasalnya, DPP Partai Golkar memiliki sejumlah tahapan yang masih harus dilalui, salah satunya adalah survei secara internal serta mengevaluasi figur-figur yang disurvei.

"Anggaplah kita tetapkan (Cagub) sekarang. Lalu kita lakukan survei, dan hasilnya akan diketahui Bulan Juli nanti. Kalau hasil survei bagus, kita pertimbangkan untuk dilakukan penetapan calon. Jika tidak, maka kita coba survei figur lain, dan itu bisa dilakukan sampai Desember nanti," tandas politisi asal NTT itu.

Dari kebiasaan Partai Golkar selama ini, imbuhnya, evaluasi untuk figur yang akan diusung rata-rata dilakukan hingga jelang tahapan pendaftaran pasangan calon di KPU. Itu pula sebabnya, dengan pasangan calon yang diusung lahir dari proses yang matang, Partai Golkar memenangkan 58 persen dari total seluruh daerah yang menggelar Pilkada serentak gelombang kedua, di awal 2017 ini.

"Jadi perlu diingat, penetapan awal itu istilahnya baru semacam terminal satu, belum finish. Kalaupun sudah ditetapkan, jika hasil surveinya tak sesuai harapan, maka calon bisa saja kita ganti dengan figur lain," tegas Laka Lena.

Hal yang tak kalah penting, lanjut dia, Partai Golkar sedikit menghindari penetapan dini Cagub, karena mempertimbangkan realitas di internal 'beringin'. Dan realitas di internal Partai Golkar di Bali, ada beberapa kader lain yang juga ingin bertarung pada Pilgub Bali 2018, yakni Gede Sumarjaya 'Demer' Linggih dan Wayan Geredeg.

"Jadi selain masih ada survei, ada juga realitas politik yang harus kita pertimbangkan. Karena itu, penting untuk hal ini dibicarakan dulu secara internal sebelum penetapan calon awal. Apalagi kita juga ingin menjaga soliditas di internal partai jelang Pilgub," pungkas Laka Lena. san/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER