Disbudpar Buleleng Rekonstruksi Kesenian Langka Khas Buleleng

  • 25 Mei 2016
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 3938 Pengunjung
suaradewata

Buleleng, suaradewata.com – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng melakukan rekonstruksi terhadap dua tarian yang menjadi kesenian langkah serta khas Buleleng yakni Tari Legong Tombol dan Tari Legong Pengelep. Hal tersebut disampaikan Seksi Kesenian Disbudpar Buleleng, Wayan Sujana, ketika melakukan rekonstruksi dua tarian yang nyaris punah tersebut, Rabu (25/5).

“Tari Legong Tombol ini diciptakan di Desa Banyuatis dan hampir punah karena generasinya sekarang hanya seorang nenek umur 80 tahun. Kami di pemerintahan berkewajiban melestarikan,” ucap Sujana, Rabu (25/5).

Selain melestarikan dua tarian tersebut, Disbudpar Buleleng juga berencana melestarikan Tabuh Singa Ambara Raja yang juga menjadi ciri khas budaya kesenian di kawasan Bali Utara.

Sujana menambahkan, dua kesenian rekontruksi tarian profan Tari Legong Tombol dan Tari Legong Pengelep serta Tabuh Singa Ambara Raja akan ditampilkan sewaktu pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXVIII Kabupaten Buleleng. Yang acara tersebut akan digelar di bekas Pelabuhan Buleleng pada tanggal 27 sampai 30 Mei 2016.

Menurutnya, keberadaan Tari Legong Tombol diketahui saat kedatangan akademisi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ke Kantor Disbudpar. Sujana pun mengaku pihak Disbudpar sama sekali tidka mengetahui sebelumnya keberadaan tarian tersebut. Dan setelah melakukan penelitian ke lapangan, penarinya pun sudah hampir lupa dengan gerakan-gekaran tarian tersebut.

Sementara itu, Tarian Legong Pengelep adalah ciri khas dari kawasan Desa Jagaraga yang wilayahnya berada lebih dari 20 Km di sebelah timur pusat pemerintahan Bali Utara.

Sedangkan Tabuh Singa Ambara Raja, lanjut Sujana, merupakan hasil karya gabungan seniman-seniman di Buleleng yang akan diikutkan dalam penampilan dua tarian khas Buleleng tersebut nanti.

Menurut Sujana, tari-tarian khas yang hampir punah keberadaanya tersebut merupakan aset yang harus dilestarikan keberadaannya. Jejak keberadaanya tari-tarian tersebut pun hampir punah akibat minimnya alat dokumentasi pada jaman tempo dulu sehingga sulit mencari rekam jejak kesenian tersebut.

“Kami lakukan rekontruksi untuk mengetahui latar belakang gerakan tari Lengong Tombol bersama akademisi ISI. Tari ini bisa ditarikan dengan komposisi orang genap bisa 4 atau 6 orang dalam satu panggung,” kata Sujana.

Kadisbudpar Buleleng Nyoman Sutrisna, menambahkan, pihaknya gencar mengali seni budaya melalui PKB Buleleng. Pementasan yang rencana dilakukan pun merupakan tahap uji coba kesenian yang akan diditampilkan nanti di PKB Provinsi Bali. adi


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER