Mencegah Gerakan Radikalisme dengan Semangat Nasionalisme

  • 08 Agustus 2014
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 4551 Pengunjung

Opini, Suaradewata.com - Video berdurasi kurang lebih delapan menit yang sedang gempar di Indonesia saat ini pastinya sudah tak asing bagi kita. Seseorang berjubah dan bersorban kain hitam, berkumis, serta berjanggut tipis terlihat berapi-api menyerukan kewajiban yang seharusnya dilakukan umat muslim yaitu berjihad dengan mendukung suatu kelompok yang disebut Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Ditayangkannya video tersebut di beberapa media nasional maupun lokal , menandakan betapa  besarnya dampak dari  pengaruh video tersebut bagi ketentraman masyarakat Indonesia. ISIS merupakan kelompok yang bercita-cita mendirikan negara Islam di Kawasan Timur Tengah dengan cara-cara kekerasan. Gerakan yang  dipimpin oleh Abu Bakar al-Baghdadi ini telah tersebar di banyak negara dan ingin meyatukannya menjadi sebuah kekhalifahan Islam. Jelas kelompok ini merupakan kelompok radikal yang ingin mendorongpengikutnyadananggotanya mendukung ISIS dan selanjjutnya merongrong negaranya dengan tujuan memisahkan diri dari Tanah Air dan mendirikan negara sesuai yang dicita-citakan.

Gerakan menyimpang yang dilakukan ISIS tentunya telah dirasakan oleh para tokoh-tokoh agama dan pemerintah. Ulama Islam, Dr. KH. M. Hamdan Rasyid, MA mengatakan bahwa tindakan yang telah dilakukan ISIS ini merupakan sebuah teror. Menurutnya, jihad yang selama ini dijadikan kedok mereka seharusnya tidak tercerminkan dengan tindak penyerangan bahkan terhadap sesama umat Islam. Sedangkan apa yang dilakukan ISIS selama ini juga menyerang umat Islam. Hamdan juga menilai ISIS tak lebih dari sebuah kelompok yang ingin mendirikan negara Islam tetapi dengan cara yang radikal.

Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, menghimbau masyarakat Indonesia agar tidak terpengaruh untuk bergabung dengan organisasi ini. Dalam rapat terbatas (ratas) yang diselenggarakan di Kantor Presiden pada Senin (4/8/2014) lalu. Menurut SBY,  tidak semua persoalan yang terjadi di Timur Tengah adalah murni persoalan agama. Oleh karenanya, SBY meminta masyarakat Indonesia tidak bergabung dengan kelompok tersebut. SBY juga telah memerintahkan Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto untuk memantau dampak dan implikasi perkembangan ISIS di Indonesia. 

Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) menyatakan siapa pun warga negara Indonesia yang bergabung ke ISIS akan dijatukan hukuman pidana karena ISIS telah diyakini masyarakat internasional sebagai teroris. Kewarganegaraan seseorang yang terlibat dapat dicabut bila bergabung dengan organisasi radikal yang menghalalkan segala cara untuk mendirikan kekhalifahan Islam tersebut. Semakin gamblang bahwa organisasi ini layak dimusnahkan.

Pentingnya Nasionalisme Kebangsaan

Keseriusan yang tercermin dari para tokoh agama dan pemerintah dalam manangkal dan mencegah berkembangan pengaruh paham ISIS menandakan kerawanan yang akan terjadi bila ISIS dibiarkan begitu saja berkembang  di Bumi Indonesia.Tidak hanya pemerintah dan badan-badan terkait saja yang mengambil peran dalam penanggulangan ISIS dan organisasi radikal sejenis lainnya. Peran dari masyarakat Indonesia sangatlah menetukan terhadap pencegahan semua aksi-aksi dan gerakan radikalisme yang coba hidup di Indonesia. Rakyat Indonesia sudah seharusnya sadar akan pentingnya nasionalisme kebangsaan.

Rasa nasionalisme merupakan rasa cinta dan rasa memiliki bangsa sendiri. Rasa ini timbul apabila kita benar-benar menghayati pentingnya peran kita sebagai pondasi bangsa. Pondasi yang kuat menopang guncangan yang terjadi akibat pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan orang-orang tidak bertanggung jawab dan berpikiran sempit yang ingin merusak persatuan dan keharmonisan bangsa Indonesia ,apalagi ingin memisahkan diri dari Indonesia. Jadi, marikita tumbuhkan kembali rasa nasionalisme kebangsaan yaitu rasa memiliki bangsa ini agar bersama-sama dapat mencapai kehidupan bangsa yang utuh dan sejahtera dengan semangat Persatuan dan gotong royong melawan semua rongrongan terhadap bangsa dan rakyat Indonesia.

Yosairah Indarherawati : Penulis adalah aktivis Lembaga Kajian Keberagaman Dalam Persatuan, aktif sebagai pewarta masyarakat.

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER