OP Gas Melon di Bangli Dituding Setengah Hati

  • 20 Mei 2015
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2289 Pengunjung

Bangli, suaradewata.com– Hari kedua pelaksanaan operasi pasar gas elpiji 3 Kilogram yang dilakukan Pertamina bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangli, masih relatif sepi dari pembeli, Rabu (20/05/2015). Pasalnya, sosialisasi minim dilakukan. Sementara Disperindag berdalih, surat pemberitahuan opeasi pasar yang akan digelar Pertamina terlalu mendadak. Atas persoalan tersebut, kalangan anggota DPRD Bangli pun mengecam, pelaksanaan OP gas melon di Bangli dituding tak serius dan setengah hati.

Anggota Komisi II DPRD Bangli, I Nyoman Gelgel Wisnawa bahkan mengaku geram dengan pelaksanaan OP gas melon tersebt. Sebab, kata dia, sesungguhnya pelaksanaan OP sangat baik untuk meringankan beban masyarakat di tengah melambungnya harga elpiji dan terjadinya fluktuasi harga beberapa kebutuhan pokok. Karena itu, sosialisasi seharusnya dilaksanakan jauh hari sebelumnya sehingga operasi pasar tidak sepi pembeli. Tidak hanya itu, buruknya sistem sosialisasi ini dianggap menjebak masyarakat lantaran tidak bisa melakukan persiapan untuk mengikuti program yang ditunggu-tunggu ini. “Kalau memang niatnya serius, harusnya sosialisasi dari jauh hari dilakukan. Bukan seperti sekarang yang terkesan setengah hati,” tegasnya.

Selain itu, ia juga mengkritisi tempat pelaksanaan Operasi Pasar yang bertempat di SPBU dan Lapangan Kapten Mudita. Ia menilai tempat itu kurang representatif dan tidak bisa dijangkau oleh masyarakat yang berada di pedesaan. Menurutnya, operasi pasar ini sebaiknya digelar di daerah-daerah yang masyarakatnya kurang sejahtera, bukan diadakan ditengah-tengah kota yang lebih banyak ditempati oleh orang mampu. “Program ini kan untuk orang yang kurang mampu, jadi carilah tempat yang masyarakatnya kurang mampu,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya. Ia berharap, untuk operasi pasar selanjutnya, segala aspek harus diperhitungkan agar program ini tidak sebatas formalitas saja.

Sebelumnya, operasi pasar ini digelar selama dua hari, yang berada di sejumlah titik, yakni SPBU Bangli di Jalan Brigjen Ngurah Rai, Lapangan kapten Mudita, dan Pasar Kidul dan di desa Batur. Ribuan gas yang dijual, sebagian besar justru tidak laku dan terpaksa dibawa kembali ke gudang. Kadisperindag Bangli, I Nengah Sudibia juga mengakui, minimnya gas melon yang laku karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan. Sebab, menurutnya surat pemberitahuan dari Pertamina terlalu mendadak disampaikan ke kantornya. Kata dia, surat pemberitahuan tersebut, baru tiba di Disperindag pada sore hari, sehari sebelum pelaksanaan OP. Sehingga, pihaknya tidak bisa melakukan sosialisasi ke masyarakat. ard


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER