PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Suyadinata dan Adi Cipta Debat Kedua di The Trans Resort Bali

Sabtu, 09 November 2024

12:26 WITA

Badung

1663 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Debat kedua paslon I Wayan Suyasa dan I Putu Alit Yandinata (Suyadinata) dari nomor urut 1 dengan paslon I Wayan Adi Arnawa dan I Bagus Alit Sucipta (Adi Cipta) dari nomor urut 2.

Badung, suaradewata.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Badung menyelenggarakan debat terbuka kedua antar Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Badung tahun 2024 di The Trans Resort Bali Jalan Sunset Road Seminyak Kuta -Bali, Jumat, (08/11/2024). Paslon Bupati dan Wakil Bupati Badung yang mengikuti debat kedua adalah paslon I Wayan Suyasa dan I Putu Alit Yandinata (Suyadinata) dari nomor urut 1 dengan paslon I Wayan Adi Arnawa dan I Bagus Alit Sucipta (Adi Cipta) dari nomor urut 2.

Ketua KPU Kabupaten Badung I Gusti Ketut Gede Yusa Arsana Putra mengatakan pada malam ini kita melanjutkan debat yang kedua dengan mengusung tema “Menuju Pelayanan Publik Cerdas dan Inklusif di Kabupaten Badung”. Tentunya dalam debat ini karena salah satu tema yang akan menjadi pertanyaan dan jawaban dari masing-masing pasangan calon adalah infrastruktur.

“Kami sangat berharap di dalam debat ini terjadi adu argumentasi yang terukur, terstruktur, sehingga masyarakat Kabupaten Badung semuanya dapat menikmati dengan sangat baik sangat bangga karena yang hadir berdebat adalah putra putra terbaik Badung malam ini,” kata Yusa Arsana.

KPU Kabupaten Badung berharap, setelah debat ini masyarakat Badung bisa melihat para calonnya sebagai putra putri terbaik dengan sastra tanpa tulis dan sisya tanpa guru. “Satra tanpa tulis bermakna tanpa materi tanpa visi misi pun ketika mereka tampil masyarakat Badung sudah mengetahui bahwa inilah calonnya. Sedangkan sisya tanpa guru bermakna beliau nanti ketika menjabat tetap harus mau belajar dari masyarakatnya, apa yang harus didengarkan apa yang harus dilihat dan apa yang harus diperbuat. Acara debat terbuka Bupati dan Wakil Bupati Badung tahun 2024 dengan tema menuju pelayanan publik cerdas dan inklusif kami nyatakan dibuka,” ujarnya.

Calon Bupati Badung dari nomor 1 yakni I Wayan Suyasa dalam debat menyampaikan, memahami pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Badung, seluruh anggaran yang dimiliki Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung yang tertuang dalam APBD sejatinya adalah uang milik Krama Badung. Yang dimandatkan Krama Badung kepada pemimpinnya untuk mengelola dengan cermat, efisien dan transparan untuk kesejahteraan rakyat dengan skala prioritas yang tepat.

“Uang APBD bukanlah milik pribadi, uang APBD seharusnya digunakan untuk pembiayaan masalah pembangunan dengan skala urgensi yang matang dan tidak dihamburkan untuk kepentingan politis semata. Dengan cara pandang penggunaan anggaran APBD semacam itu, kami memastikan 5 tahun kedepan Badung mesti lebih sejahtera bahagia dan merata. Kami ingin memastikan rakyat Badung lah yang paling pertama mendapatkan hak menikmati hasil pendapatan daerahnya, sebelum Badung membantu Daerah lainnya,” kata Suyasa

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, kata Suyasa, ada sebanyak 16.000 lebih angka kemiskinan di Kabupaten Badung. Guna mengentaskan kemiskinan, strategi Suyadinata adalah menurunkan beban pengeluaran dan peningkatan pendapatan Krama miskin. Bila Suyadinata diberi kesempatan, pihaknya akan melakukan yang terbaik bahkan signifikan masyarakat Badung tidak boleh ada yang miskin.

“Apa yang dilakukan oleh Suyadinata kita akan lakukan yang terbaik, kita beri pelatihan pelatihan. Bayangkan yang masuk kategori miskin ini pendapatannya per bulan itu Rp 668.000 bayangkan. Dibawah UMK jauh sekali, bagaimana kita, malu kita di Badung. Kedepan kita harus betul betul straight bisa memberikan suatu yang terbaik bagi masyarakatnya, sehingga pendapatannya perkapital minimal mampu memberikan pelayanan ataupun penghasilan yang bisa mencukupi kehidupan masyarakatnya. Maka dengan kehadiran Suyadinata untuk perubahan kedepan maka kami akan lakukan sekali lagi semaksimal mungkin mengurangi angka kemiskinan ini dan bahkan 5 tahun kedepan Zero kemiskinan di Kabupaten Badung,” pungkasnya.

Sementara, Calon Bupati Badung dari nomor urut 2 yakni I Wayan Adi Arnawa dalam debat menyampaikan, sebagaimana kita ketahui bersama bahwa salah satu fungsi Pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada publik atau masyarakat. Sehingga sering Pemerintah dikatakan bahwa sebagai pelayan masyarakat. Kata ia, bayangkan betapa bervariasinya tuntutan kebutuhan pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat, seperti misalnya pelayanan di bidang kesehatan, pelayanan di bidang pendidikan, ketersediaan sarana prasarana jalan, ketersediaan air bersih termasuk pelayanan dalam bidang administrasi kependudukan dan lain sebagainya.

“Oleh karena itulah kami pasangan Adi Cipta berkomitment untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik secara cerdas dan inklusif. Adapun langkah langkah kami lakukan dalam memberikan pelayanan publik diantaranya meliputi satu melaksanakan penataan birokrasi melalui reformasi birokrasi dengan meliputi peningkatan kompetensi pegawai. Mendorong profesionalitas pegawai, melaksanakan mutasi penempatan jabatan berdasarkan kompetensinya dan memberikan peningkatan tambahan penghasilan pendapatan kepada seluruh pegawai di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Badung dalam upaya mendorong kinerja,” kata Adi Arnawa

Adi Arnawa mengatakan, mengenai besaran dana hibah, didalam struktur belanja APBD kita tidak ada yang mempermasalahkan belanja hibah. Hal itu dimungkinkan sepanjang kemampuan daerah kita memungkinkan

“Dan sepanjang secara administratif itu sudah terpenuhi. Dalam tahun 2024 ini, kita sedang berproses membebaskan lahan membangun infrastruktur Uluwatu lingkar barat dan ini akan melanjutkan jalan lingkar selatan sebagai salah satu solusi dalam rangka penanganan kemacetan di Badung Selatan,” ujarnya.

Adi Arnawa menerangkan, jika berbicara masyarakat miskin tentu persoalannya semua dirasakan oleh semua daerah. Bila kita berdasarkan data BPS, bahwa angka kemiskinan Kabupaten Badung pada tahun 2022 masuk ke angka 18.000 lebih. Namun, bila melihat progres perkembangannya itu sudah ditindaklanjuti di tahun 2023 menjadi 16.000.

“Jadi artinya, dari 2022 menuju 2024 terjadi penurunan 2.000 angka miskin dan ini menunjukan bahwa ada suatu progres yang sangat signifikan. Kalau kita berbicara tentang progres secara nasional, angka kemiskinan Nasional itu berada di angka 11 persen. Sedangkan di Badung angka kemiskinan yang terjadi adalah 2,23 persen dan angka ini sangat rendah sekali. Boleh dibilang angka kemiskinan di Badung termasuk paling rendah di Indonesia. Walaupun kita sandingkan dengan PAD yang kita miliki masih banyak daerah lain yang PADnya tinggi tapi ternyata jauh di atas kita tingkat kemiskinannya. Contoh daerah Kutai yang PADnya masih dibawah kita lagi sedikit tetapi angka kemiskinan 60 persen, sedangkan Kabupaten Badung yang diatas itu ternyata angka kemiskinan 2,23 persen dan itu paling rendah secara Nasional,” kata Adi Arnawa.

Lebih lanjut Adi Arnawa mengatakan, terjadinya angka kemiskinan 18.000 di tahun 2022 adalah kita pernah terkena force majeure covid-19 dan ini meluluhlantahkan. Bila kita sadari, core bisnis kita di tourism semua terluluhlantahkan. Jangankan untuk menumbuhkan daya beli, pendapatan masyarakat sudah sangat tidak bisa berbuat banyak. Bahkan anggota DPRD Badung juga banyak dipotong penghasilannya pada saat itu. 

“Oleh karena itulah maka menurut saya angka yang dilakukan oleh Pemerintahan sekarang ini mampu menekan angka kemiskinan dari 18.000 menjadi 16.000 itu sangat luar biasa. Dan itu terbukti indikator yang sederhana yang kita bisa lihat, target paling rendah angka kemiskinan di Indonesia saat ini Badung dengan angka 16.000. Sedangkan angka kemiskinan secara nasional itu terjadi 11 persen. Oleh karena itu, kita harus memberikan pandangan yang realistis,” pungkasnya.ang/adn


Komentar

Berita Terbaru

\