PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Gawat, VAR di Bangli Kosong Sejak Sebulan

Rabu, 24 Juni 2015

00:00 WITA

Bangli

2009 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Bangli, suaradewata.com- Ditengah tingginya kasus gigitan anjing, Di Kabupaten Bangli justru terjadi kekosongan Vaksin Anti Rabies (VAR). Dampaknya, masyarakat pun dihantui rasa was-was akan bahaya rabies. Terlebih, meski Dinas Kesehatan Bangli sudah melakukan pengadaan, namun VAR yang dipesan hingga saat ini belum terealisasi. Malahan, kekosongan Var dan Sar di Bangli sudah terjadi sejak sekitar sebulan terakhir.

Hal ini diakui Kadis Kesehatan Bangli, Wayan Nadi saat dihubungi awak media, Selasa (23/06/2015). Kata dia, salah satu factor habisnya VAR akibat kasus gigitan anjing yang terjadi cukup tinggi yakni rata-rata 10 gigitan per hari. Meski belum tentu anjing yang menggigit tersebut positif terjangkit rabies namun korban gigitan terutama yang dari desa yang masuk zona merah rabies sehingga diberikan VAR.  “ Sebenarnya kita sudah melakukan pengadaan VAR dan Sar. Namun sampai kini memang belum terealisasi,” ujar  Kadis Kesehatan Wayan Nadi.

Kata dia, untuk tahun ini pihaknya sudah mengangarkan Rp.1 miliar untuk pengadaan Var dan Rp, 278 juta untuk Pengadaan SAR.  Dengan kata lain, totalnya untuk pengadaan SAR dan Var mencapai Rp 1,278 miliar. Untuk pengadaan VAR kata Nadi, jika sebelumnya mengunakan tender umum, kini dirubah dengan sistem e – katalog dan membutuhkan proses sehingga membuat cukup lambat pengadaanya. “Sekarang VAR dan SAR  yang kita adakan tinggal menunggu realisasinya. Rencananya akhir bulan ini sudah datang ,” ungkapnya. 

Untuk tahap awal VAR yang dipesan sebanyak 2000 vial. Jumlah itu diperkirakan cukup untuk 4 sampai 6 bulan tergantung jumlah kasus gigitan yang terjadi. “Jika kasus gigitanya tinggi terutama di daerah zona merah maka pengunaan VAR akan banyak. Rata-sata satu kasus gigitan membutuhkan tiga vial,” ungkapnya. Sedangkan untuk pengunaan SAR pihaknya melakukan dengan selektif. Korban gigitan yang diperioritaskan diberikan SAR adalah yang digigit anjing beresiko tinggi terjangkit rabies. “Kasus gigitan anjing masih tinggi. Karena masih banyak anjing liar yang tidak divaksinasi dan rawan terjangkit rabies,” pungkasnya. ard


Komentar

Berita Terbaru

\