Pelajar Akan Gratis Masuk Objek Wisata
Jumat, 08 Mei 2015
00:00 WITA
Denpasar
4292 Pengunjung
Denpasar, suaradewata.com - Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Bali berencana akan melakukan terobosan baru. Salah satunya, menggratiskan tiket masuk ke sejumlah objek wisata yang berada di bawah kewenangan Pemprov Bali, khususnya bagi para pelajar tingkat SD dan TK.
Menurut Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Bali Made Santha, saat ini rencana tersebut sedang didalami oleh Bagian Nonpajak Dispenda Bali. "Itu sedang didalami," jelasnya, di Denpasar, Jumat (8/5).
Dikatakan, rencananya tiket masuk gratis itu berlaku untuk beberapa objek wisata yang berada di bawah kewenangan Pemprov Bali. Seperti Museum Bali, Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi, dan Art Center. Rencana ini bertujuan untuk menumbuhkan kegairahan pelajar mencintai sejarah.
"Sebagai generasi penerus yang merupakan aset Bali, mereka (pelajar, red) sudah seharusnya paham terhadap museum, mencintai sejarah dan juga mencintai seni budaya sendiri," kata Santha.
Selama ini, menurut dia, para pelajar ini masih dikenakan tiket masuk. "Dengan mereka dikenakan tiket masuk, yang besarnya sama dengan orang dewasa, cenderung menyebabkan keengganan para pelajar ke museum," tandasnya.
Santha mengatakan, terkait dengan rencana menggratiskan tiket masuk itu, tergantung regulasi. Jika ternyata nanti setelah dikaji regulasinya tidak memungkinkan, maka kebijakan yang diambil adalah dengan mengenakan tarif serendah-rendahnya.
"Kami tidak hanya berpikir pendapatan hari ini, meskipun akibat menggratiskan ataupun menurunkan tarif serendah-rendahnya itu berdampak pada penurunan pendapatan daerah. Kita juga perlu berpikiran ke depan," urai Santha.
Ia menyebut, dampak positif dari kebijakan itu terhadap mental generasi muda, jauh lebih besar dan lebih penting. Kalaupun terjadi penurunan pendapatan daerah, diyakini Santha, tidak akan banyak.
"Harapan kami, jika kebijakan ini sudah terealisasi, agar Unit Pelaksana Teknis (UPT) di objek wisata itu dapat menyosialisasikan ke sekolah-sekolah," pungkas Santha. san
Komentar